Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Rini Soemarno mengapresiasi upaya yang telah dilakukan pihak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membangun negeri, salah satu dengan membuat jalur bebas hambatan atau jalan tol di seluruh pelosok Indoneaia.
Dia mencontohkan, salah satu bukti hasil pembangunan tol, yakni jalan Tol Trans Jawa yang ditargetkan rampung pada akhir 2018. Untuk memastikannya, ia berencana meninjau langsung dengan mengajak Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil berkendara dengan mobil melintasi ruas yang tersambung dari Merak hingga Probolinggo tersebut.
"Saya akhir tahun nanti rencananya mau mengajak pak Sofyan, nanti saya yang menyupir sendiri di jalur Trans Jawa," ungkap dia di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (4/7/2018).
Baca Juga
Advertisement
Bila benar tersambung dari Merak-Probolinggo pada akhir tahun ini, menurut dia itu merupakan sebuah keberhasilan besar, lantaran masterplan proyek Tol Trans Jawa sudah dicanangkan sejak 1996 dengan kontraktor pihak swasta. Akan tetapi, sampai 2014, masih terdapat delapan ruas tol yang belum dikerjakan.
Tidak hanya Trans Jawa, Rini Soemarno menambahkan, pemerintah terus mendorong perakitan proyek Tol Trans Sumatera yang sudah dibuat sejak 2004-2005 lalu, namun berhenti di tengah jalan.
"Sekarang kita mulai dari Bakauheni sampai ke Palembang. InsyaAllah sebelum Agustus ini 80 km bisa terselesaikan, dan pada akhir tahun bisa selesai ke Palembang sepanjang 450 km," tutur dia.
"Untuk itu, kita harus bisa terus komunikasi dengan para pemangku jabatan (dari pihak BUMN pengelola tol)," tambah Rini.
Jokowi Targetkan Merak-Pasuruan Tersambung Tol pada 2019
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Jalan Tol Gempol-Pasuruan seksi 1 dan seksi 2 sepanjang 20,5 kilometer (km) di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian, pada tahun depan diharapkan jalan tol Trans Jawa bisa tersambung dari Merak hingga Pasuruan.
Ruas tol Gempol-Pasuruan Seksi 1A menghubungkan Gempol-Bangil sepanjang 6,8 km dan Seksi 1B menghubungkan Bangil-Rembang sejauh 7,1 km. Seksi 1A dan 1B ini mulai dibangun pada Maret 2013 yang lalu.
Seksi 1B selesai pembangunannya pada Maret 2017 dan Seksi 1A rampung pada Agustus 2017. Sedangkan pembangunan ruas tol Seksi 2 yang menghubungkan Rembang-Pasuruan sepanjang 6,6 km dimulai Februari 2017 dan selesai pembangunannya pada Juni 2018.
Dengan diresmikannya Tol Gempol-Pasuruan ini, total ruas tol yang telah terhubung dari Merak sampai Pasuruan adalah 920 km, di mana 607 km telah beroperasional. Sedangkan sisanya sepanjang 313 km akan beroperasional pada akhir Desember 2018.
Jokowi berharap, jalan tol yang merupakan bagian dari Tol Trans Jawa ini rampung pada 2019 mendatang. Tol Trans Jawa sendiri memiliki total panjang 1.150 km, dari Merak hingga Banyuwangi.
"Kita harapkan akhir tahun ini Merak - Pasuruan sudah rampung, selesai, seperti yang tadi sudah disampaikan Menteri PU. Kemudian dilanjutkan lagi ke Banyuwangi, kita harapkan 2019 juga insyaallah selesai, rampung. Merak-Banyuwangi selesai," ujar dia dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat 22 Juni 2018.
Jokowi menyatakan, sampai saat ini, ruas Merak sampai Pasuruan secara umum sudah bisa dilalui, meskipun ada yang masih bersifat fungsional karena masih adanya konstruksi bangunan. Dia berharap pembangunan tol ini bisa meningkatkan mobilitas orang maupun barang.
"Kita berharap dengan adanya jalan tol ini mobilitas orang, mobilitas barang, distribusi logistik, kemudian biaya logistik akan menjadi lebih murah karena bisa lebih cepat," kata dia.
Selain itu, Jokowi mengungkapkan, pembangunan tol juga harus terintegrasi dengan titik-titik pertumbuhan ekonomi. Mulai dari kawasan industri, pelabuhan, hingga pariwisata.
"Ini yang ingin kita integrasikan semua. Jadi jalan tol itu dibangun betul-betul berguna, betul-betul bermanfaat maksimal baik untuk dunia usaha, baik untuk dunia pariwisata, baik untuk dunia industri, baik juga untuk kawasan-kawasan pelabuhan yang juga sebagian sudah kita ekspansi," lanjut dia.
Terkait tarif tol, Jokowi menyatakan akan mendiskusikannya terlebih dahulu dengan para investor, baik BUMN maupun swasta.
"Jadi ini kan investasi, dikerjakan oleh investor baik oleh BUMN maupun oleh swasta. Oleh sebab itu penentuan tarif jalan tol itu harus berbicara dengan mereka," ungkap dia.
Dia menegaskan tarif tol harus memberikan keuntungan bagi investor dan masyarakat, serta terjangkau.
"Kita tidak ingin investor dirugikan. Kita ingin investor diuntungkan, tapi kita juga ingin masyarakat juga diuntungkan. Artinya nanti dengan kecepatan mobilitas barang, distribusi logistik, distribusi barang, kita harapkan ya logistik akan jatuh lebih murah karena bisa lebih cepat. Saya kira semua negara membangun infrastruktur itu arahnya ke sana semuanya," tandas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement