Hiu Terdampar dan Mitos Ketiban Rezeki di Gresik

Dua ekor hiu tutul terdampar di perairan Desa Sukorejo, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Oleh TimesIndonesia.co.id diperbarui 04 Jul 2018, 19:01 WIB
Para nelayan menarik hiu tutul yang sudah mati ke permukaan. (TIMES Indonesia/Akmal).

Gresik - Dua hiu tutul yang merupakan spesies yang dilindungi ditemukan mati di perairan Desa Sukorejo, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa, 3 Juli 2018.

Informasi yang diperoleh Times Indonesia, dua ekor hiu tutul itu masing-masing memiliki diameter 6 meter dan 5 meter, dengan bobot sekitar 1 ton.

Menurut penuturan warga sekitar, hiu ini diketahui pertama kali oleh nelayan bernama Sumantri saat pergi melaut sekitar pukul 06.00 WIB. Ketika menemukan hiu tersebut, kondisinya sudah mati.

Kepala Desa Sukorejo Fatkhur Rokhman mengatakan, ikan hiu yang sudah mati ditemukan salah seorang warganya di laut. "Iya tadi dibawa oleh nelayan sini dengan cara ditarik," katanya.

Mendadak sontak, adanya dua hiu tutul menjadi tontonan warga. Bahkan, beberapa warga yang penasaran ingin melihat lebih dekat dan mengabadikannya di telepon seluler atau ponsel mereka.

Petugas Satpolair Polres Gresik Brigadir Sangga Prihara mengatakan, hiu tutul merupakan salah satu spesies yang dilindungi.

Setelah meninjau lokasi, ia bersama nelayan sekitar melakukan penanganan dan evakuasi terhadap dua hiu tutul tersebut.

"Mengetahui hiu tutul mati hal itu, kami langsung berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Gresik," ungkapnya.

Baca berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini.

Simak video pilihan berikut ini:


Mitos Kedatangan Ikan Besar

Para nelayan menarik hiu tutul (TIMES Indonesia/Akmal).

Banyaknya warga yang penasaran melihat dari dekat. Bahkan, beberapa warga asyik berswafoto maupun mengabadikan dua hiu tutul itu.

"Penasaran ingin melihat," ujar Kasturi (34), warga Kecamatan Gresik Kota, Selasa, 3 Juli 2018.

Kepala Desa Sukorejo Fatkhur Rokhman menyatakan, masyarakat sekitar memiliki kepercayaan kalau ikan seperti ini dibawa ke desa biasanya akan mendatangkan rezeki.

"Karena di Sukorejo ada mitos, setelah ikan nyampek di desa, pasti ada banyak orang yang datang. Ini akan kami manfaatkan untuk kepentingan sosial di desa. Terutama pembangunan tempat ibadah," dia memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya