Hibahkan 12 Mobil Listrik ke Kemenperin, Apa Harapan Toyota?

Toyota Indonesia menghibahkan 12 unit kendaraan listrik dan enam unit kendaraan konvensional ke Kementrian Perindustrian guna melakukan riset dan studi bersama enam perguruan tinggi negeri.

oleh Yurike Budiman diperbarui 04 Jul 2018, 19:15 WIB
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono (kanan) bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sebelum melakukan test drive mobil Prius Plug-in Hybrid di Kemenperin, Rabu (4/7/2018). (Liputan6.com/Yurike)

Liputan6.com, Jakarta - Toyota Indonesia menghibahkan 18 unit kendaraan yang terdiri dari enam unit Toyota Prius hybrid, enam unit Toyota Prius Prime (plug-in hybrid), dan enam kendaraan konvensional yakni Corolla Altis.

Kendaraan tersebut disediakan Toyota untuk dipelajari mengenai aspek teknikal seperti jarak tempuh, emisi, infrastruktur, dan kenyamanan. Ini dilakukan untuk mengembangkan mobil listrik yang targetnya 20 persen pada 2025 mendatang.

Terkait itu, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono, memiliki harapan atas riset teknologi mobil listrik yang dilakukan oleh Kemenperin dan juga enam perguruan tinggi negeri.

"Ada beberapa sektor yang ingin kita pelajari, yang pertama ialah customer preference dimana kita harus memperkenalkan Electrified Vehicle (EV) ini ke masyarakat, itu paling penting," kata Warih usai acara Kickoff EV Comprehensive Study, di Jakarta, Rabu (4/7/2018).

Menurutnya, segala kesulitan dan kemudahan dari EV harus dipaparkan kepada masyarakat awam.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Selanjutnya

Toyota Prius Plug-in Hybrid (Liputan6.com/yurike)

"Karena kita adalah salah satu negara yang marketnya akan besar sekali dan ini kesempatan kita untuk membesarkan mobil listrik," ujarnya.

Harapan keduanya, perihal infrastruktur. Warih menyatakan pihaknya mendukung kegiatan riset dan studi ini dalam upaya untuk memahami aspek-aspek yang dapat memengaruhi pengembangan kendaraan mobil listrik di Indonesia.

"Hybrid EV dan Plug-in hybrid EV itu adalah step awal untuk kita sedikit fokus untuk infrastruktur sebelum kita masuk ke era EV. Kami memberi dukungan berbentuk penyediaan alat berupa kendaraan, data logger, charger dan asistensi lainnya yang dapat dipergunakan oleh para peneliti dari universitas-universitas di Indonesia tersebut," jelasnya.

Selain itu, menurutnya, hasil riset dari studi nanti terkait dengan masukan supply chain dan masukan-masukan yang lebih konkret mengenai government regulation untuk EV.

Untuk diketahui, Toyota juga membangun enam unit stasiun pengisian level dua (4 jam pengisian, 3.500 watt) serta menyediakan asistensi teknik dalam kegiatan Penelitian dan Studi Komprehensif Kendaraan Elektrifikasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya