Liputan6.com, Manado Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional XXV yang puncak peringatannya digelar pada 7 Juli 2018 di Kota Manado, BKKBN menyelenggarakan kegiatan GenRevolution BerTeman (Bersih, Tertib, dan Mandiri) di Aula Serbaguna Kantor Walikota Manado, Sulawesi Utara, Rabu (4/7).
Kegiatan yang mengusung tema "Cinta Keluarga, Cinta Terencana, Cinta Indonesia" digelar sebagai upaya meningkatkan kreatifitas remaja (pendidik sebaya) dalam pengembangan kegiatan-kegiatan pada kelompok Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja.
Advertisement
Selain itu juga sebagai wadah saling bertukar pengalaman antara sesama remaja yang tergabung didalam PIK Remaja dan menjalin kebersamaan di antara pengelola PIK Remaja seluruh Indonesia khususnya dalam melakukan problem solving terhadap masalah remaja. Menumbuhkan semangat dan rasa memiliki wadah PIK Remaja bagi setiap remaja yang bergabung dalam PIK Remaja.
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, BKKBN, M. Yani mengatakan remaja saat ini akan menjadi bagian dari Generasi Emas Indonesia. Generasi yang pada tahun 2045, saat Indonesia memasuki usia 100 tahun merdeka, akan berusia antara 35-54 tahun. Generasi ini akan berada pada usia produktif sehingga secara pasti akan mewarnai dan menjadi nahkoda bangsa ini.
"Generasi emas nantinya diharapkan menjadi generasi yang cerdas dan komprehensif, yaitu produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat dan menyehatkan dalam interaksi alamnya, serta berperadaban unggul," kata M. Yani dalam sambutannya di Aula Serbaguna Kantor Walikota Manado, Jl. Balai Kota No.1, Tikala Manado, Kamis (4/7).
Dijelaskan oleh M. Yani bahwa generasi emas disemai melalui pembentukan karakter dalam pembangunan keluarga yang menggunakan pendekatan siklus kehidupan.
"Karena itu, membina remaja adalah investasi yang luar biasa penting," jelas M. Yani.
Melalui kegiatan GenRevolution Berteman, Yani berharap para remaja dapat menjadi motivator dan rule model paling tidak di lingkungan masing-masing dalam menerapkan nilai-nilai revolusi mental menjadi remaja yang berkarakter dengan memiliki integritas, etos kerja dan gotong royong atau toleransi.
"Kemajuan bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, harapan ini tentunya ada pada remaja Indonesia saat ini," tutur Yani.
Kegiatan GenRevolution Berteman diikuti oleh pengelola PIK Remaja/pendidik sebaya berjumlah 300 orang perwakilan remaja Sulawesi Utara dan juga perwakilan dari Forum GenRe (Generasi Berencana) Indonesia.
Diselenggarakan pada tanggal 4-6 Juli 2018, dengan diadakan beberapa kegiatan diantaranya Pembekalan peserta dengan materi indikator revolusi mental melalui pembentukan keluarga yang berkarakter, materi dari beberapa narasumber diantaranya dari anggota gugus tugas revolusi mental, dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).
Gubernur Sulawesi Utara yang diwakili Kepala Kesbangpol Provinsi Sulawesi Utara, Meki Onibala pun mengharapkan remaja yang hadir pada GenRevolution Berteman harus dapat memanfaatkan acara ini utk meningkatkan kapasitas diri dan meningkatkan persaudaraan pertemanan, memperkokoh generasi muda yang mampu menjauhi hal hal negatif seperti narkoba, seks bebas.
"Harus menjadi remaja yang berkarakter. Membangun identitas diri dengan memperhatikan aspek moralitas, intelektual, leadership,” jelas Meki Onibala.
Sebagai intervensi terhadap tantangan dan permasalahan remaja di Indonesia, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengembangkan GenRe (Generasi Berencana). GenRe dilaksanakan BKKBN bersama mitra kerja melalui 2 pendekatan.
Pertama, pembentukan PIK-R dengan sasaran remaja berusia 10-24 tahun dan belum menikah. Kedua, pembentukan kelompok kegiatan (poktan) Bina Keluarga Remaja (BKR), yang menyasar keluarga dan orang tua, khususnya yang memiliki remaja.
Melalui GenRe, remaja dibina dan diarahkan untuk mampu menjalani masa transisi kehidupan remaja. Masa transisi dimaksud dibagi ke dalam Lima Transisi Kehidupan (Five Life Transitions), yaitu 1) melanjutkan sekolah (continue learning); 2) mencari pekerjaan (start working); 3) memulai kehidupan berkeluarga (form families); 4) menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship); dan 5) mempratikkan hidup sehat (practice healthy life).
(*)