Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada awal sesi perdagangan. Investor asing jual saham turut bayangi aksi jual investor asing.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (5/7/2018), IHSG turun tipis 5,72 poin atau 0,10 persen ke posisi 5.727,91. Pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB, IHSG naik tipis 0,57 poin atau 0,10 persen ke posisi 5.734. Namun tidak bertahan lama. IHSG berbalik arah ke zona merah dengan melemah 28,26 poin ke posisi 5.705.
Pada sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.738,10 dan terendah 5.701,49. Ada sebanyak 106 saham melemah sehingga menekan IHSG. 104 saham diam di tempat. 84 saham lainnya menghijau.
Baca Juga
Advertisement
Total volume perdagangan saham 601,6 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 370,5 miliar. Investor asing jual saham Rp 8,69 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di posisi Rp 14.393.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham barang konsumsi susut 1,36 persen, dan catatkan penurunan terbesar.
Disusul sektor saham keuangan turun 1,06 persen, dan sektor saham manufaktur tergelincir 0,82 persen. Sedangkan sektor saham perdagangan menghijau 0,40 persen.
Saham-saham catatkan penguatan antara lain saham MAPA naik 49,05 persen ke posisi Rp 3.130 per saham, saham CAMP melonjak 15,34 persen ke posisi Rp 374, dan saham SILO mendaki 10,81 persen ke posisi Rp 4.920 per saham.
Sedangkan saham CSIS turun 21,89 persen ke posisi Rp 1.160 per saham, saham NICK melemah 8,26 persen ke posisi Rp 111 per saham, dan saham AIMS tergelincir 7,2 persen ke posisi Rp 232 per saham.
Bursa saham Asia sebagian besar melemah kecuali indeks saham Singapura naik 0,40 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,19 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,26 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,18 persen. Selanjutnya indeks saham Taiwan susut 0,47 persen.
Bursa Asia melemah didorong investor tetap gelisah di tengah tenggat waktu yang mendekat untuk tarif yang diusulkan pemerintahan Amerika Serikat terhadap barang impor China. Sentimen itu meninggalkan ketidakpastian di bursa saham.
DBS melaporkan IHSG berbalik arah menguat 1,77 persen ke posisi 5.733 yang didukung tujuh sektor. Sektor konsumsi, aneka industri dan keuangan mencatatkan penguatan terbesar.
Namun kenaikan IHSG tidak disertai volume yang cukup kuat dan juga efek penguatan yuan hanya sementar. Adapun data ekonomi Indonesia yang perlu diperhatikan yaitu cadangan devisa yang diumumkan pada 6 Juli 2018.
Prediksi Analis
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini.
IHSG berpotensi naik seperti disampaikan Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi dalam ulasannya.
"Untuk hari ini IHSG diprediksi menguat. Adapun rentang pergerakan IHSG akan berada di 5.716-5.895," ujar dia di Jakarta, Kamis 5 Juli 2018.
Kata Lanjar, selanjutnya investor akan cenderung mencermati hasil dari the Federal Open Market Committee (FOMC) di Amerika Serikat (AS).
"Sentimen selanjutnya investor akan mengawasi tingkat pengangguran dan Hasil FOMC di AS serta prospek tarif lanjutan pada barang Tiongkok," jelas dia.
Tak berbeda, IHSG juga diramalkan menguat hari ini oleh Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya. IHSG diprediksi berada pada kisaran 5.527-5.888.
"IHSG untuk beberapa waktu mendatang diprediksikan mampu menguat. Hari ini IHSG berpotensi menguat di kisaran 5.527-5.888," kata dia.
Untuk saham yang dapat dicermati, Lanjar Nafi merekomendasikan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Harum Energi Tbk (HRUM), dan PT Elnusa Tbk (ELSA).
Kemudian ia juga menyarankan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Alam Sutra Realty Tbk (ASRI), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), serta PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
Sementara itu William lebih memilih saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), serta PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement