Sensasi Pagi Kolam Mata Air Brondong di Kawasan Rawan Kekeringan Klaten

Potensi alam yang ada di desa itu jarang dimiliki desa lainnya di Kecamatan Kemalang Klaten, Jawa Tengah, yang kerap menjadi langganan kekeringan saat kemarau tiba.

Oleh SoloPos.com diperbarui 06 Jul 2018, 06:06 WIB
Pengunjung berenang di kolam renang sekitar mata air Brondong, Desa Keputran, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Klaten - Desa Keputran menjadi pusat pemerintahan Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Di desa tersebut, terdapat kantor kecamatan, Koramil, Mapolsek, pelayanan kesehatan, hingga salah satu pasar tradisional yang cukup dikenal, yakni Pasar Kembang.

Memiliki luas wilayah 172 hektare dan jumlah penduduk sekitar 3.635 jiwa, Keputran berbatasan dengan Desa Kadilajo dan Desa Somokaton, Kecamatan Karangnongko, Klaten.

Potensi alam yang ada di desa itu jarang dimiliki desa lainnya di Kecamatan Kemalang yang kerap menjadi langganan kekeringan saat kemarau tiba. Potensi itu, yakni sumber mata air. Kesegaran mata air dapat dinikmati sepanjang hari, terutama saat pagi.

Keputran memiliki tujuh sumber mata air yang tersebar di berbagai wilayah. Hingga kini, ketujuh sumber mata air itu masih terawat. Salah satu upaya perawatan melalui penanaman pohon di sekitar sumber air.

"Kami sering menanam tanaman keras seperti pohon pule serta pohon gayam. Itu menjadi salah satu upaya kami merawat air di daerah tangkapan air," ucap Kepala Desa Keputran, Wuryanto Nugroho, saat ditemui Solopos.com di Klaten, Jumat, 29 Juni 2018.

Upaya merawat sumber mata air itu tak lain dimaksudkan agar air bisa dimanfaatkan warga. Terutama, ketika kemarau tiba dan warga di desa lainnya mulai membeli air bersih.

Tak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan air warga serta irigasi, keberadaan sumber mata air itu mulai dikelola menjadi objek wisata seperti sumber mata air Brondong di Klaten.

Baca berita menarik dari Solopos.com lain di sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Jadi Wisata Air Alternatif

Pemerintah desa setempat membangun sejumlah kolam sejak 2016 di sekitar sumber mata air Brondong dan mulai dioperasikan sejak 2018 dengan dikelola BUM desa. Kawasan wisata air itu menjadi alternatif bagi warga di wilayah lereng Merapi agar tak perlu jauh-jauh menikmati wisata air.

Soal omzet per bulan, Wuryanto mengungkapkan, mampu menghasilkan pendapatan Rp 15 juta hingga Rp 20 juta. "Penataan masih terus kami lakukan," katanya.

Tak hanya sumber mata air Brondong, sumber mata air lainnya direncanakan digarap menjadi objek wisata. Kawasan yang digarap itu, yakni Sungai Sliling yang direncanakan menjadi kawasan outbond.

"Kami sudah membuat profil kawasan yang akan menjadi objek wisata itu," urai dia.

Salah satu pengunjung kolam renang di sumber mata air Brondong, Muji (40), mengatakan kolam renang yang dibangun di Keputran menjadi alternatif baru untuk berwisata air.

"Selama ini paling dekat untuk wisata air ya ke Prambanan atau ke Kebonarum. Wisata ini menjadi menarik karena berada di kecamatan yang kerap menjadi daerah rawan kekeringan," tutur warga Kecamatan Manisrenggo, Klaten tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya