Liputan6.com, Denpasar - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Jonan tiba sekitar pukul 16.05 Wita di Pos Pengamatan Gunung Agung. Tak lama setelah kedatangannya, Gunung Agung mengalami erupsi.
Untuk mengetahui perkembangan Gunung Agung, Jonan menggelar pertemuan tertutup dengan sejumlah pejabat, di antaranya Bupati Karangasem IGA Mas Sumantri, Kapolres Karangasem, dan sejumlah pejabat lainnya.
Pertemuan tersebut berlangsung tertutup di ruang pengamatan. Tak selang berapa lama, tepatnya pukul 16.33 Wita, gunung setinggi 3.142 mdpl itu erupsi mengepulkan abu vulkanik berwarna kelabu yang cukup tinggi.
Baca Juga
Advertisement
Erupsi dengan ketinggian 2.800 meter di atas puncak kawah itu membuat petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jajaran Kementerian ESDM, dan sejumlah pejabat lainnya langsung berlarian mengabadikan momen tersebut. Meski terjadi erupsi, Jonan dan jajarannya tetap melangsungkan rapat.
Dalam laporan PVMBG, Gunung Agung erupsi pada pukul 16.33 Wita. Ketinggian kolom abu mencapai kurang lebih 2.800 meter dari atas puncak gunung. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan barat. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi kurang lebih 8 menit 56 detik.
Usai menggelar pertemuan tertutup, Jonan memberi keterangan resmi kepada sejumlah awak media. Ia memaparkan kondisi terkini Gunung Agung. Jonan juga sempat ditanya perasaannya menyaksikan secara langsung erupsi Gunung Agung.
"Perasaan saya? Biasa saja (tidak kaget atau panik)," kata Jonan, Kamis, 5 Juli 2018.
Potensi Ledakan
Menurut Jonan, berdasarkan analisis multiparameter, yang dijelaskan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, Gunung Agung tak akan meletus dahsyat.
Meski akan terus mengalami erupsi, tetapi Jonan menyebut erupsi masih dalam skala kecil. "Masih akan terus erupsi, tapi kecil-kecil," ujarnya.
Dia mengakui akan terdengar suara gemuruh imbas aktivitas Gunung Agung. Hanya saja, ia menjamin tak akan terjadi sesuatu yang membahayakan sebagaimana dikhawatirkan oleh warga. "Memang terdengar suara gemuruh dan sebagainya, sebenarnya tidak ada apa-apa," papar dia.
Ia meminta kepada pihak terkait, termasuk petugas PVMBG, untuk aktif memberi penjelasan kepada masyarakat tentang potensi ancaman Gunung Agung.
"Kita akan jelaskan potensi dan bahayanya apa saja. Sejauh ini sudah dijelaskan. Saya minta lebih diperbanyak. Dasarnya kan lebih banyak kekhawatiran, bukan ketakutan. Kita akan jelaskan potensinya apa saja agar bisa difahami," kata Jonan.
Jonan mengimbau kepada warga yang mengungsi agar kembali ke rumah, sepanjang berada di luar zona bahaya Gunung Agung. "Kami mengimbau masyarakat kembali ke rumah, sepanjang berada di radius aman atau di luar zona bahaya 4 kilometer," ucapnya, Kamis (5/7/2018).
Bukan tanpa alasan Jonan mengimbau warga kembali ke rumah. Dari analisis berbagai parameter, gunung setinggi 3.142 mdppl itu tak akan meletus dahsyat. "Dari analisis dan data yang kami miliki, deformasinya sangat kecil. Sehingga tak mungkin terjadi letusan yang akan terjadi di luar radius 4 kilometer," kata Jonan.
Dari analisis foto satelit, Jonan melanjutkan, lava yang ke luar dari dalam Gunung Agung ke kawah sangat cair sekali.
"Kalau cair itu tidak berbahaya. Kalau mengental lalu ada tekanan dari bawah, itu bisa berbahaya sekali," Jonan menandaskan.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement