Liputan6.com, Jakarta Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta terus berupaya mengurangi volume sampah plastik dengan salah satunya menyiapkan gerakan 1.000 "tumbler" yang akan diluncurkan saat peringatan Hari Lingkungan Hidup yang akan digelar akhir Juli di Embung Langensari, DLH Kota Yogyakarta.
Advertisement
"Secara teori, jumlah sampah plastik yang dihasilkan Kota Yogyakarta akan terus meningkat sehingga diperlukan berbagai upaya agar sampah plastik yang dihasilkan bisa diminimalisasi, salah satunya dengan gerakan dari masyarakat," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Rabu.
Rata-rata volume sampah yang dihasilkan Kota Yogyakarta dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Piyungan selama Juni tercatat 257 ton per hari, dengan 20 persen di antaranya sampah plastik.
Sampah plastik tersebut, lanjut Suyana, banyak berasal dari botol plastik air minum kemasan.
"Oleh karena itu, kami menyiapkan gerakan pengurangan botol plastik air minum kemasan dengan penggunaan `tumbler` atau botol minum yang dibawa sendiri dari rumah dan bisa diisi ulang," katanya.
Suyana mengatakan belum semua masyarakat memiliki kesadaran terkait dengan bahaya sampah plastik sehingga memilih membeli minuman kemasan dalam botol karena dinilai lebih praktis dibandingkan dengan mereka harus membawa botol minum dari rumah.
Oleh karena itu, lanjut dia, bertepatan dari peringatan Hari Lingkungan Hidup di Kota Yogyakarta yang akan digelar akhir Juli di Embung Langensari, DLH Kota Yogyakarta berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membawa botol minum dari rumah.
"Untuk sementara ini, gerakannya kami beri nama 1.000 tumbler. Nantinya, tamu undangan akan kami minta membawa botol minum sendiri yang bisa diisi ulang di lokasi acara," katanya.
Selain mengurangi konsumsi air minum kemasan botol, DLH juga melakukan pembersihan tiga sungai besar, yaitu Code, Gajahwong, dan Winongo, dari sampah plastik yang ditangani petugas ulu-ulu sungai.
"Setiap kelompok ulu-ulu bisa mengangkat sekitar 40 kilogram sampah plastik basah per hari. Sampah langsung dibuang ke TPA Piyungan karena sudah tidak bisa digunakan," katanya.
Pembersihan sungai atau kawasan perairan tersebut dari sampah plastik, lanjut Suyana, merupakan dukungan terhadap program Kementerian Koordinator Kemaritiman. (Antaranews/Eka Arifa Rusqiyati)