Perusahaan Pembobol iPhone Diretas Hacker

Perusahaan yang biasa membobol iPhone dan smartphone ternyata malah dibobol, sebuah perangkat peretasan hampir dijual senilai USD 50 juta.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 06 Jul 2018, 13:30 WIB
Sebuah iPhone 8 terbaru dipajang di gerai iBox, Central Park, Jakarta, Jumat (22/12). iPhone 8, iPhone 8 Plus, dan iPhone X dijual dengan harga 15 hingga 20 juta rupiah tergantung kapasitas memori. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan pernyedia layanan keamanan bernama NSO Group asal Israel yang bekerja meretas iPhone dan Android justru balik diretas.

Akibat peretasan itu, NSO sempat kehilangan software bernilainya. Mengutip laman Cult Of Mac, Jumat (6/7/2018), software yang dicuri adalah sebuah tool yang dipakai NSO untuk meretas iPhone dan Android.

Parahnya, tool tersebut justru ditawarkan oleh pelaku untuk dijual di dark web.

Kendati merupakan perusahaan yang kerjanya meretas iPhone, mereka tidak pernah memperjualbelikan hasil retasannya kepada para penjahat. NSO justru berupaya melindungi kliennya dari serangan teror dan kriminal.

Belakangan diketahui peretasnya adalah adalah karyawan dengan jabatan programer senior berusia 38 tahun. Forbes menyebut, programer itu telah didakwa oleh jaksa agung Israel atas perbuatannya.

Si pegawai dilaporkan telah mematikan software keamanan di komputernya kemudian menggandakan source code perangkat yang dipakai meretas iPhone dan Android ke drive eksternalnya.

Kemudian, dia menawarkan source code perangkat peretasan tersebut ke dark web dan menjualnya seharga USD 50 juta. Si karyawan itupun mengaku sebagai seorang hacker yang telah menjebol server milik NSO.

Malangnya, alih-alih mendapatkan uang, salah satu orang yang dikontak untuk membeli tool peretasan itu justru melaporkannya kepada Kementerian Hukum Israel.

2 dari 2 halaman

Segera Ditangani

Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

"Dalam waktu cukup singkat, mantan karyawan tersebut ditangkap dan tool peretasan yang dimaksud telah diamankan," ujar juru bicara NSO.

Dia menegaskan, tidak ada tool atau properti perusahaan yang jatuh ke tangan pihak ketiga atau bocor. Selain itu, tidak ada data konsumen yang dilanggar.

Di antara kejahatan lainnya, mantan pegawai tersebut dituding melakukan tindakan yang dapat membahayakan keamanan negara, sebab tentara Israel diketahui sebagai salah satu klien yang menggunakan alat peretas milik NSO Group.

NSO merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan yang fokus untuk menawarkan alat dan layanan peretasan smartphone.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya