Jangan Biarkan Anak Kelamaan Main HP, Nanti Kurang Fokus

Kelamaan screen time seperti main HP terlalu lama bisa membuat anak jadi kurang fokus.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jul 2018, 14:00 WIB
Ilustrasi perjuangan melepaskan anak yang hampir kecanduan gawai. (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Banyak anak yang kini lebih banyak menghabiskan waktu dengan menatap layar, entah itu main HP (handphone), laptop atau komputer. Sebuah penelitian juga pernah mengungkap anak dengan fasilitas elektronik lengkap bisa menghabiskan waktu tujuh jam melakukan screen time.

Mengutip laman di Psychology Today, Dr. Victoria L. Dunckley mengungkap efek terlalu lama screen time seperti main HP bagi anak-anak. Mereka menjadi sangat mudah gelisah dan kelelahan dan berdampak buruk pada aspek akademis, sosial, dan fisik.

"Screen time menjelang tidur membuat anak sulit memejamkan mata. Melihat layar elektronik selama dua jam dapat menekan produksi melatonin yang berdampak pada keinginan untuk terjaga dan tak kunjung mengantuk," ungkap Dunckley.

Jika terjadi terus menerus akan berdampak pada ketidakseimbangan hormon. Hal tersebut tentu akan berdampak buruk pada perkembangan anak.

Terlalu lama menatap layar juga membuat anak jadi kurang pekas terhadap hal-hal di sekitarnya.

"Anak-anak yang kecanduan layar sering tidak dapat fokus pada kegiatan lain seperti pergi ke luar atau ke bioskop. Mereka menunggu waktu hingga mereka dapat kembali ke perangkat mereka," kata wanita yang juga penulis buku Reset Your Child's Brain ini.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

Penting bagi ayah untuk turut serta mengasuh anak, tak hanya untuk anak, tapi juga untuk ibu dan ayah sendiri.

Puasa screen time

Ilustrasi orangtua dan anak (iStockphoto)

Untuk membantu mengatasi kecanduan anak pada layar, Dunckley menyarankan untuk 'puasa' screen time selama selama beberapa minggu agar sistem saraf anak dapat diatur ulang.

Jika beberapa minggu tidak mungkin, psikiater remaja yang berbasis di London, Inggris ini menyarankan anak puasa layar selama 72 jam.

" Intervensi ini dapat mengembalikan siklus tidur ke jalur yang benar, memperbaiki suasana hati anak, memberi mereka fokus dan kemampuan pengaturan yang lebih baik, serta adanya peningkatan aktivitas fisik," ujarnya.

 

 

Penulis: Mutia

Sumber: Dream.co.id

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya