Liputan6.com, Jakarta - Shock absorber menjadi salah satu komponen penting pada kendaraan. Sebagai bagian dari sektor kaki-kaki mobil, shock absorber menjadi penentu kenyamanan berkendara karena fungsinya sebagai peredam tumbukan saat mobil melaju.
Tanpanya, badan akan sakit-sakit, karena artinya benturan dari medan jalan terasa langsung ke pengemudi ataupun penumpang.
Advertisement
Di sejumlah mobil modern, perannya masih sama. Komponen dengan sebutan lain shock breaker itu akan bekerja bersama per keong supaya peredaman terasa lebih maksimal.
Namun, akan ada masanya shock absorber tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Artinya bagian yang berbentuk panjang dan bisa naik turun mirip teropong satu lensa tersebut harus diganti.
Tandanya adalah bantingan mobil terasa lebih keras dari sebelum-sebelumnya. Hal ini pun dipaparkan lebih jauh oleh Suroto, teknisi Jakarta Ban.
"Misalnya tingkat baliknya sudah lama," ujar dia merujuk pada naik turun selongsong shock absorber.
Ketika selongsong itu tertekan, seharusnya bagian tersebut segera berbalik ke posisi semula.
Selanjutnya
Namun jika shock sudah aus, maka selongsong itu tidak segera kembali ke posisi semula. Akibatnya, peredaman pun tidak sempurna. Makanya mobil seperti terbentur keras.
Ia lantas menjelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Karena shock umumnya menggunakan oli, volume oli di dalamnya sudah tidak sebanyak seharusnya.
"Olinya sudah merembas. Sebenarnya kalau sudah begini sebaiknya ganti," ujarnya.
Sumber: Otosia.com
Advertisement