Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk mungkin adalah salah satu figur di industri teknologi yang kini namanya cukup mendunia.
Bagaimana tidak? miliarder muda pendiri perusahaan Tesla dan SpaceX tersebut kerap dikenal dengan gagasan ‘gila’ yang ingin membawa manusia ke planet Mars.
Tak cuma itu, ia pun dikenal sebagai ‘Iron Man’ yang ada di dunia nyata karena menghamburkan kekayaannya demi proyek-proyek ambisius.
Baca Juga
Advertisement
Terlepas dari itu, Elon Musk ternyata juga dikenal sebagai sosok yang dermawan dan murah hati.
Belum lama ini, pria yang juga mendirikan Boring Company tersebut baru saja mengirimkan tim khusus SpaceX ke Thailand untuk menyelamatkan 12 bocah dan satu orang dewasa yang terjebak di sebuah gua.
Seperti dilansir Ubergizmo, Minggu (8/7/2018), dalam cuitan akun Twitter resminya @elonmusk, Elon Musk mengungkapkan akan menghadirkan solusi di mana pihaknya akan menggarap sebuah kapal selam beruuran mini dengan teknologi oksigen cair.
Dengan kapal selam mini tersebut, oksigen cair yang ada di dalamnya diharapkan bisa membawa para korban yang terjebak di dalam gua yang berukuran sangat sempit itu.
“Aku dapat masukan dari Thailand, mereka berkata kalau jalur ke dalam gua itu sangat kecil. Jadi saya ciptakan kapal selam ala roket Falcon berukuran kecil yang kiranya mampu membawa mereka keluar dari gua itu,” cuit Elon Musk.
Elon Musk juga mengungkap kalau proses manufaktur kapal selam tersebut hanya memakan waktu delapan jam, dan akan dikirim ke Negeri Gajah Putih hanya dalam waktu 17 jam saja.
Saat tiba di Thailand, kapal selam mini tersebut akan dikontrol oleh tim SpaceX yang dikirim Elon Musk.
SpaceX Tunda Rencana Tamasya ke Bulan
Orang-orang yang tak sabar jalan-jalan ke bulan harus kembali sabar menunggu. Pasalnya, SpaceX menunda rencana mereka untuk membawa manusia tamasya ke bulan.
SpaceX didirikan Elon Musk dengan ambisi membawa manusia berkelana ke angkasa luar, salah satunya yang ditawarkan mereka adalah jalan-jalan ke bulan selama seminggu.
Awalnya, rencana itu bisa direalisasikan pada akhir 2018, tapi sekarang diundur sampai 2019 nanti, demikian lansiran Futurism, Kamis (7/6/2018.)
"SpaceX masih berencana menerbangkan orang-orang ke bulan dan sudah ada peningkatan ketertarikan dari banyak pelanggan," ucap Juru Bicara SpaceX James Gleeson.
Pengumuman tamasya ke bulan diumumkan Elon Musk pada Februari lalu. Ia berkata dua pelanggan akan bisa naik kapsul buatan SpaceX bernama Dragon.
Namun, karena SpaceX sering mengalami penundaan, tak tertutup kemungkinan tamasya ke bulan akan kembali diundur.
Pengumuman penundaan ini juga diiringi informasi bahwa peluncuran yang dilakukan SpaceX akan berkurang tahun ini karena kurangnya permintaan dan keperluan untuk meluncurkan satelit besar ke luar angkasa.
Advertisement
SpaceX dan NASA Mencari Planet Baru
Terlepas dari rencana tamasya ke Bulan, NASA bersama SpaceX dilaporkan telah menjalin kerja sama meluncurkan sebuah misi terbaru. Dalam misi ini, dua badan antariksa tersebut berupaya untuk mencari planet lain yang dapat mendukung kehidupan.
Dikutip dari Fortune, misi ini akan dilakukan oleh satelit baru yang diberi nama Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS). Satelit nantinya ditugaskan untuk mencari keberadaan exoplanet atau planet lain yang mirip Bumi.
"Bagi saya, TESS merupakan kesempatan pertama untuk benar-benar membuat kemajuan dalam percobaan menemukan tanda-tanda kehidupan di dunia lain," tutur profesor astrofisika MIT Sara Seager.
NASA menyebut TESS akan mengamati dan mengumpulkan lebih dari 200 ribu bintang di luar angkasa untuk mencari keberadaan planet lain. Satelit juga akan memindai sistem tata surya tetangga untuk mencari bintang-bintang yang juga berpotensi.
Pencarian eksoplanet baru tersebut akan diluncurkan melalui roket Falcon 9 milik SpaceX. Peluncuran akan dilakukan pada Senin, 16 April 2018 waktu Amerika Serikat melalui stasiun udara Cape Caneveral, Florida, Amerika Serikat.
NASA sendiri sebelumnya juga sudah meluncurkan misi serupa melalui teleskop luar angkasa Kepler yang diluncurkan pada 2009. Sekadar informasi, Kepler adalah teleskop luar angkasa yang digunakan untuk memantau dan mengetahui jumlah planet serupa Bumi.
Karena itu, TESS nantinya akan digunakan sebagai perpanjangan tangan dari teleskop Kepler. Menurut NASA, TESS akan langsung memantau dan memastikan apakah sebuah planet benar-benar memiliki potensi seperti Bumi, termasuk layak huni.
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: