Liputan6.com, Washington DC - Biaya latihan perang antara Amerika Serikat-Korea Selatan yang dibatalkan, menyusul pertemuan puncak Donald Trump-Kim Jong-un bulan lalu, mencapai sekitar US$ 14 juta (setara Rp 203 miliar).
"Estimasi biaya untuk latihan tersebut berkisar US$ 14 juta," kata Carla Gleason, juru bicara Pentagon (Kemenhan AS), seperti dikutip dari ABC News, Minggu (8/7/2018).
Jika ditempatkan dalam konteks pembiayaan militer AS, uang yang dibutuhkan untuk menggelar latihan Ulchi Freedom Guardian --seharusnya dijadwalkan pada Agustus 2018 nanti-- hanya sebesar 0,002 persen dari total anggaran senilai USD 700 miliar (Rp 10.000 triliun) per tahun.
Hal itu menimbulkan pertanyaan atas langkah Presiden AS Donald Trump yang menggunakan argumentasi 'biaya besar, mahal' dan 'penghematan' sebagai alasan untuk menghentikan latihan militer rutin tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Usai KTT Korut-AS, Presiden Trump membuat pengumuman mengejutkan bahwa dirinya akan mengakhiri apa yang dia sebut "permainan perang" antara Amerika dengan Korea Selatan, karena hal tersebut bersifat "provokatif" dan "sangat mahal."
Trump juga menilai bahwa "permainan perang" tersebut memberikan kesan buruk atas negosiasi (antara AS-Korut) yang akan berlangsung menyusul KTT.
Tahun lalu, 17.500 tentara AS dan lebih dari 50.000 pasukan Korea Selatan berpartisipasi dalam Freedom Guardian, latihan gabungan tahunan rutin yang kebanyakan difokuskan pada simulasi komputer daripada latihan lapangan langsung yang menggunakan senjata, tank atau pesawat terbang.
Keputusan untuk menghentikan latihan militer di Korea Selatan telah membingungkan banyak pejabat pertahanan AS. Mereka mengaku baru mengetahui hal tersebut ketika Trump menyatakannya dalam konferensi pers di Singapura, usai bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada 12 Juni 2018.
Saat itu, Trump mengemukakan bahwa alasan utama untuk menghentikan latihan perang gabungan AS-Korsel adalah karena biaya mahal yang digelontorkan oleh Washington.
"Bagi saya, alasan menghentikannya demi penghematan biaya tidak terlalu masuk akal," kata Abraham Denmark, mantan Deputi Asisten Menteri Pertahanan Bidang Kawasan Asia Timur di bawah mantan presiden Barack Obama.
Patut diingat bahwa Korea Utara telah lama memprotes latihan militer gabungan tersebut. Sehingga banyak pihak menilai bahwa keputusan Trump untuk menghentikan kegiatan rutin tahunan itu merupakan daya tawar AS demi 'membujuk' Korea Utara agar mau melakukan denuklirisasi --sebuah target yang sangat ingin dicapai oleh sang miliarder nyentrik.
Simak pula video pilihan berikut:
Janji Donald Trump ke Kim Jong-un
Sementara itu, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat akan menghentikan "permainan perang", sebuah referensi yang jelas ditujukan pada latihan militer bersama dengan Korea Selatan.
Dikutip dari CNN pada Selasa 12 Juni 2018, latihan bersama itu rutin digelar di dekat Semenanjung Korea, dan telah lama dikritik keras oleh Kim Jong-un --dan para pendahulunya-- sebagai tindakan provokatif.
Donald Trump juga mengatakan dirinya berharap untuk segera menarik pasukan AS dari pangakalan militer di Korea Selatan.
Namun, Trump mengingatkan bahwa rencana tersebut bukanlah bagian dari "keseteraan pendapat" yang telah diraih saat ini, pasca pertemuan bersejarah dengan Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa.
"Saya ingin menarik keluar tentara kami. Saya ingin membawa tentara kami kembali ke rumah," kata Trump di hadapan wartawan, sesaat setelah selesai bertemu dengan Kim Jong-un.
Donald Trump juga menyebut pihaknya akan menghentikan berbagai "permainan perang" yang dianggapnya "sangat provokatif", dan berkeinginan untuk menyelamatkan Amerika Serikat dari "pemborosan sejumlah besar uang".
Advertisement