Resmi Tercatat di BEI, Harga Saham Anak Usaha Pelindo II Naik 4,88 Persen

IKT yang dikenal juga sebagai IPC Car Terminal menawarkan saham sebanyak-banyaknya 509.147.700 saham atau sebesar 28 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jul 2018, 10:40 WIB
PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) resmi melantai di bursa saham dengan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Liputan6.com, Jakarta PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) resmi melantai di bursa saham dengan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) tersebut tercatat sebagai perusahaan ke-25 yang melantai di pasar modal tahun 2018.

IKT yang dikenal juga sebagai IPC Car Terminal menawarkan saham sebanyak-banyaknya 509.147.700 saham atau sebesar 28 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan. Adapun harga IPO ditetapkan pada Rp1.640 per saham.

Pada pembukaan perdagangan, saham IPCC naik 80 poin atau 4,88 persen ke level Rp 1.720 dari harga pembukaan Rp 1.640. aham IPCC ditransaksikan sebanyak 14 kali dengan volume sebanyak 6,31 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp1,09 miliar.

Direktur Utama IPCC, Chiefy Adi Kusmargono menyebutkan bahwa dari IPO ini perusahaan meraih dana segar sebanyak Rp 835 miliar.

Chiefy juga berkomitmen dalam lima tahun ke depan perseroaan akan mampu berkompetisi di kancah dunia. "Semoga lima tahun kemudian tahun 2023 akan menjadi lima besar terminal kendaraan car di dunia," kata dia di Gedung BEI, Jakarta, Senin (9/7/2018).

Adapun penggunaan dana sebesar 50 persen akan dipakai sebagai belanja modal dalam rangka pengembangan ekspansi usaha. Ini meliputi pengembangan terminal, perluasan lahan, mewujudkan IPCC Incorporated, serta penambahan kapasitas dan fasilitas serta peralatan pendukung.

"Sementara sebesar 25 persen sisanya untuk perpanjangan kontrak sewa lahan jangka panjang, dan sisanya 25 persen untuk modal kerja perseroan guna mendukung kegiatan operasional," ujar dia.

IPCC menunjuk pelaksana emisi efek (Joint Lead Underwriters/JLU), yaitu PT Bahana Sekuritasdan PT Mandiri Sekuritas, serta mempercayakan kepada PT RHB Sekuritas Indonesia untuk bertindak sebagai agen penjual internasional (international selling agent).

IKT adalah perusahaan yang mengelola terminal yang secara khusus diusahakan secara komersial untuk memberikan jasa pelayanan terminal kendaraan. Adapun pelayanan jasanya meliputi Stevedoring, Cargodoring, Receiving, dan Delivery. Selain itu juga melayani pelayanan jasa lainnya, yaitu Vehicle Processing Center (VPC) dan Equipment Processing Center (EPC).

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com


Pendatang Baru

Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk akan mencatatkan saham perdana pada Senin (09/7/2018) ini. Anak Usaha dari PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau pelindo II ini akan menggunakan kode saham IPCC di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI).

Mengutip laman KSEI, Senin (9/7/2018), Indonesia Kendaraan Terminal akan mencatatkan 561,101 juta saham pada Penawaran Umum Perdana atau Innitial Public Offering (IPO). Saham perseroan bernominal Rp 100 per unit tersebut mewakili 30 persen dari modal ditempatkan dan disetor.

Dari IPO tersebut, Indonesia Kendaraan Terminal yang bergerak di bidang jasa bongkar muat barang dari dan ke kapal serta jasa terminal kendaraan itu memperoleh tambahan modal Rp 920,20 miliar. Itu berarti harga IPO saham IPCC ditawarkan Rp1.640 per unit.

Adapun dana tersebut akan digunakan sebesar 50 persen untuk ekspansi usaha dan 25 persen untuk pembayaran kontrak sewa lahan jangka panjang di Jakarta Utara. Sedangkan sisanya 25 persen sisanya untuk modal kerja.

Pada 2017, jumlah aset IPCC tercatat Rp 334,74 miliar, naik 26,34 persen dari Rp 264,94 miliar pada 2016. Adapun jumlah ekuitas IPCC mencapai Rp 237,05 miliar pada 2017, naik 27,7 persen dari Rp 185,58 miliar.

Indonesia Kendaraan Terminalmembukukan laba Rp 130,15 miliar pada 2017, tumbuh 32,3 persen, dari Rp 98,36 miliar pada 2016. Ini seiring peningkatan pendapatan operasional IPCC sebesar 34,3 persen, dari Rp 314,33 miliar pada 2016 jadi Rp 422,05 miliar pada 2017.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya