Liputan6.com, New York - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dimulai. Ini ditandai dengan keputusan Presiden AS Donald Trump yang resmi memberikan tarif sebesar USD 34 miliar ke 818 kategori produk China pada Jumat pekan lalu. Kemudian, China merespons dengan mengenakan tarif ke produk-produk AS.
Perang dagang kini makin memanas usai Trump menegaskan akan menambah daftar produk asal Negeri Tirai Bambu yang kena bea masuk menjadi lebih dari USD 500 miliar.
Baca Juga
Advertisement
Ternyata, pertikaian AS dan China tidak akan berakhir pada kekalahan salah satu dari mereka, melainkan juga berimbas ke negara-negara lain yang ekonominya paling terintegrasi ke rantai nilai global dan mengandalkan ekspor. Ketika perdagangan global dalam ancaman, ekonomi mereka akan sangat rentan.
Dilansir dari Business Insider, berikut 10 negara yang paling terancam perang dagang berdasarkan persentase ekspor mereka terhadap rantai suplai global.
10. Irlandia
Kontribusi ekspor terhadap ekonomi Irlandia mencapai 59,2 persen. Negara ini adalah rumah dari markas Google di Eropa yang berlokasi di Dublin. Facebook juga memilih kota itu sebagai markas internasionalnya.
Negara yang terkenal akan bir Guinness ini mengandalkan bisnis high-tech dan layanan finansial serta memiliki peringkat tinggi dalam investasi asing. Hal itu pula menyebabkannya berada di posisi rapuh ketika ekonomi global bergejolak.
Advertisement
9. Islandia
Kontribusi ekspor terhadap ekonomi Islandia mencapai 59,3 persen. Negara-negara kecil umumnya sensitif terhadap volatilitas pasar.
Industri-industri Islandia di antaranya wisata, pemrosesan ikan, dan pengolahan aluminium. Kebanyakan ekspornya dikirim ke Uni Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat.
8. Malaysia
Negeri Jiran Malaysia harus bertengger di posisi delapan karena kontribusi ekspor terhadap ekonomi Malaysia mencapai 60,4 persen.
Pada Juni lalu, Mahathir juga sudah mengakui adanya dampak dari perang dagang AS dan China terhadap ekonomi dunia. China merupakan mitra dagang terbesar Malaysia. Tak terelakkan bila ekonomi negara itu rawan rentan akibat adanya perang dagang.
Advertisement
7. Singapura
Kontribusi ekspor terhadap ekonomi Singapura mencapai 61,6 persen, dan memiliki ekonomi yang terbuka. Tercatat, perjanjian dagang antara China dan Singapura mencapai lebih dari USD 100 miliar.
6. Korea Selatan
Negeri K-Pop terkenal menjadi mitra strategis AS dalam hal ekonomi, geopolitik, dan bisnis, serta memiliki peran penting dalan denuklirisasi Korea Utara.
Memiliki persentase ekspor sebesar 62,1 persen, mitra dagang teratas Korsel adalah Singapura, China, dan AS. Terlihat, dua di antaranya sedang terlibat Perang Dagang, dan satu lainnya terancam terdampak.
Advertisement
5. Republik Ceko
Persentase ekspor negara ini adalah 64,7 persen. Mitra dagang negara ini adalah negara-negara Uni Eropa.
Sama seperti Irlandia, negara ini sangat terkoneksi dengan engineering teknologi tinggi, sehingga membuatnya begitu terkoneksi di level global.
4. Hungaria
Kontribusi ekspor terhadap ekonomi negara ini mencapai 65,1 persen. Hungaria ini sangat tergantung pada ekspor dan membuatnya bergantung pada perdagangan asing.
Industri kunci di Hungaria adalah agrikultur, otomotif, IT, elektronik, dan kimia.
Advertisement
3. Republik Slovakia
Sama seperti Hungaria, Slovakia bergantung pada ekspor yang terus meningkat.
Negara yang terkenal dengan Pegunungan Tartra ini memiliki persentase ekspor 67,3 persen, dan Perang Dagang bisa memberikan dampak besar.
2. Taiwan
Sebelumnya, di daftar ini sudah ada dua Naga Kecil Asia yang disebut rawan terdampak Perang Dagang, yaitu Singapura dan Korsel. Taiwan menjadi Naga Kecil dan negara Asia yang diprediksi akan paling parah terdampak oleh Perang Dagang.
Taiwan adalah salah negara yang ekonominya paling terintegrasi pada level global dengan persentase ekspor sebesar 67,6 persen. Ekonomi negara itu juga adalah pilar nasional utama. Tetapi, Taiwan terkenal sangat rentan ketika menghadapi terpuruknya ekonomi global.
Advertisement
1. Luxembourg
Kerajaan kecil yang dikelilingi Belgia, Prancis, dan Jerman ini memiliki GDP per kapita paling tinggi nomor dua di dunia setelah Qatar.
Industri utamanya antara lain adalah perbankang, layanan informasi, dan baja. Luxembourg sangatlah bergantung pada perdagangan, dan membuatnya terkena risiko dari pertikaian China dan AS.
Lantas bagaimana dengan Indonesia? Menurut data Reuters, ternyata posisi Indonesia (dengan persentase ekspor 43,5 persen) masih cukup aman dibandingkan negara ASEAN lain, dan berada di bawah Hong Kong, Israel, dan Australia.