Menkominfo: Indonesia Butuh Ahli Coding dan Analis Big Data

Menurutnya, negeri ini butuh banyak sumberdaya manusia untuk menjadi ahli coding dan analis big data.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jul 2018, 20:00 WIB
Menkominfo Rudiantara saat bertemu dengan rekan media di Jakarta, Selasa (15/5/2018). Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengajak seluruh pemangku kepentingan industri TI untuk bersama-sama memetakan kebutuhan dan kolaborasi sumber daya manusia.

Hal ini karena negeri ini butuh banyak sumberdaya manusia untuk menjadi ahli coding dan analis big data.

"Selain coding, kita butuh juga ahli yang bisa menganalisis big data. Kita perlu menghitung berapa ahli big data yang kita miliki dan butuhkan," katanya seperti yang dikutip dari laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Senin (10/7/2018).

Dilanjutkannya, hal tersebut penting karena dua keahlian itu dibutuhkan untuk memastikan Indonesia tidak tertinggal dengan negara lain dalam hal pemanfaatan teknologi informasi.

"Bahkan di Singapura, coding sudah diajarkan sejak dari TK," ungkap pria yang karib disapa Chief RA tersebut.

Di sisi lain, ia juga menegaskan bahwa untuk mendidik generasi muda agar memiliki kompetensi bidang TI harus dilakukan dengan langkah-langkah baru.

Misalnya saja dengan cara homeschooling coding yang diikuti oleh siswa berusia 15 tahun.

 


Tak Cuma Andalkan Pendidikan Formal

Menkominfo Rudiantara saat ditemui di Kampus Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, Rabu (21/3/2018). (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

"Jadi saat berumur 18 bisa menjadi coder. Kita tidak boleh hanya andalkan pendidikan formal. Saat ini kita mempunyai peta okupasi kompetensi, tapi so what? Saya tidak sabaran jadi saya membuat homeschooling coding," jelas pria berkacamata itu.

Dia menegaskan, upaya mendidik anak muda agar memiliki kompetensi di bidang teknologi informasi harus dilakukan dengan cara-cara baru.

"Kita perlu kerja keroyokan jangan bergantung pada hal formal. Kita keluar dari pakem, aturan kita ubah. Jangan ubah target tapi ubah cara berpikirnya, tidak perlu out of the box tapi no box," tandasnya.

Reporter: Fauzan Jamaludin

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya