BUMN Bantu Petani Tingkatkan Produktivitas hingga 20 Persen

Selama ini sebagian besar petani di Indonesia masih menggunakan sistem budidaya konservatif.

oleh Merdeka.com diperbarui 09 Jul 2018, 16:44 WIB
Direktur Utama PT Pertani (Persero) Wahyu. (Wilfridus Setu Embu/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mendorong kemandirian di sektor pangan dengan menjalankan  Program Kewirausahaan Pertanian dan Digitalisasi Pertanian. Melalui program ini petani dibantu dari untuk memperoleh modal, cara pengelolaan lahan, hingga penjualan hasil pertanian. Selain mampu meningkatkan ketahanan pangan, program ini diharapkan bisa mendorong kesejahteraan petani. 

Direktur Utama PT Pertani (Persero) Wahyu mengatakan, Program Kewirausahaan Pertanian dan Digitalisasi Pertanian dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian hingga 20 persen.

"Dari perbaikan yang dilakukan mulai penyediaan sarana pertanian, budidaya, dan pasca panen, kami targetkan meningkat minimal 20 persen dari produksi rata-rata," ungkapnya di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/7/2018).

Selama ini sebagian besar petani di Indonesia masih menggunakan sistem budidaya konservatif. Dengan sistem tersebut produktivitas tidak terbangun. Menurut Wahyu, budidaya konservatif tersebut dianggap belum optimal dan subsidi tak digunakan dengan tepat sehingga produktifitas tak sesuai dengan harapan.

Dengan pengawalan dari beberapa BUMN, para petani akan mendapat bimbingan termasuk juga bantuan berbagai hal sehingga mampu meningkatkan produktivitas. 

"Bisa gunakan sarana pertanian tepat waktu, pupuk, benih, juga tepat waktu, produksi bisa meningkat. Kami lakukan pembinaan proses pasca panen, kami kawal dryer bisa berfungsi dengan baik. Bagaimana beras yang ditawarkan. Sehingga petani punya nilai tawar yang lebih kuat," katanya.

Untuk diketahui, pada tahap awal, Program Kewirausahaan Pertanian dan Digitalisasi Pertanian akan diimplementasikan di sembilan kabupaten di Jawa Barat yaitu Indramayu, Karawang, Purwakarta, Majalengka, Sumedang, Cianjur, Garut, Ciamis, dan Tasikmalaya.

Jika program ini terbukti efektif meningkatkan hasil produksi, maka sistem tersebut akan diterapkan di wilayah lain.

Reporter: Wilfridus Setu Embu 

Sumber: Merdeka.com


Kementerian PUPR Bangun Irigasi Sawah Laweh Tarusan

Daerah Irigasi (DI) Sawah Laweh Tarusan di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. (Dok Kementerian PUPR)

Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan pembangunan irigasi untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian di Indonesia. Hal ini merupakan langkah nyata mewujudkan Nawa Cita Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mencapai ketahanan pangan dan air nasional.

Salah satu irigasi yang tengah dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V, Ditjen Sumber Daya Air adalah Daerah Irigasi (DI) Sawah Laweh Tarusan di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

“Kami harapkan pembangunan Daerah Irigasi Sawah Laweh Tarusan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Provinsi Sumatera Barat untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Dalam keterangan tertulis, Minggu (8/7/2018).

Pembangunan akan meningkatkan kontinuitas suplai air pada areal sawah yang sudah ada seluas 2.023 hektare yang saat ini masih sawah tadah hujan. Areal pertanian eksisting dibangun tahun 1982 dengan sistem pompa.

Namun karena tingginya biaya operasional pompa, petani tidak menggunakannya lagi dan memilih mengandalkan air hujan. Selain mengoptimalkan lahan yang sudah ada, pembangunan irigasi akan menambah luasan area potensial yang bisa dikembangkan seluas 1.250 hektare.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya