Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan saham Senin (9/7/2018). Posisi rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat menjadi penopang IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, awal pekan ini, IHSG melonjak 112,46 poin atau 1,97 persen ke posisi 5.807,37. Indeks saham LQ45 menguat 2,4 persen ke posisi 916,86. Seluruh indeks saham acuam kompak menguat.
Sebanyak 281 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG. 114 saham lainnya melemah dan 108 saham diam di tempat. Pada awal pekan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.815,44 dan terendah 5.716,39.
Baca Juga
Advertisement
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 360.046 kali dengan volume perdagangan 9,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,2 triliun. Investor asing beli saham Rp 70,78 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.315.
10 sektor saham kompak menguat. Sektor saham keuangan naik 3,32 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur mendaki 2,58 persen dan sektor saham industri dasar menanjak 2,47 persen.
Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham BPTR naik 70 persen ke posisi Rp 170 per saham, saham RISE melonjak 69,33 persen ke posisi Rp 276 per saham, dan saham FINN menanjak 34,67 persen ke posisi Rp 101 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham CSIS turun 25 persen ke posisi Rp 735 per saham. Selain itu, saham TRUK susut 24,69 persen ke posisi Rp 610 per saham dan saham SONA tergelincir 21,52 persen ke posisi Rp 1.805 per saham.
Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng mendaki 1,32 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,57 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 1,21 persen.
Selain itu, indeks saham Thailand menguat 0,60 persen, indeks saham Shanghai mendaki 2,47 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul indeks saham Singapura menguat 0,98 persen dan indeks saham Taiwan menguat 1,05 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, stabilitas rupiah mampu menopang pertumbuhan IHSG. Ini karena hasil data ekonomi Amerika Serikat nonfarm payroll atau data gaji sektor nonpertanian AS di bawah harapan pelaku pasar.
Oleh karena itu, the Federal Reserve perlu mencermati ke depannya apakah perlu menaikkan suku bunga secara agresif atau tidak. Sementara itu, sentimen perang dagang mulai mereda.
Nafan yakin, IHSG menghijau berlanjut hingga penutupan perdagangan saham awal pekan ini. “Saya optimistis bisa berlanjut hingga penutupan,” ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
IHSG Menguat di Sesi Pertama
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada sesi pertama perdagangan saham awal pekan ini. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen positif IHSG.
Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin 9 Juli 2018, IHSG naik 64,61 poin atau 1,13 persen ke posisi 5.759,52. Indeks saham LQ45 melonjak 1,36 persen ke posisi 907,54. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks saham Pefindo25 melemah 0,03 persen.
Sebanyak 238 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 118 saham melemah dan 104 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.767,55 dan terendah 5.716,39.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 200.784 kali dengan volume perdagangan saham 4,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,2 triliun. Investor asing beli saham Rp 20,42 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.332.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham perdagangan melemah 0,04 persen. Sektor saham keuangan naik 1,9 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar dan konstruksi mendaki 1,62 persen.
Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham BPTR naik 70 persen ke posisi Rp 170 per saham, saham RISE melonjak 69,33 persen ke posisi Rp 276 per saham, dan saham MTWI mendaki 33,77 persen ke posisi Rp 103 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham CSIS turun 25 persen ke posisi Rp 735 per saham, saham TRUK merosot 17,90 persen ke posisi Rp 665 per saham, dan saham SDRA tergelincir 10,71 persen ke posisi Rp 750 per saham.
Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,45 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,52 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 1,25 persen.
Kemudian, indeks saham Thailand menguat 0,58 persen, indeks saham Shanghai mendaki 1,76 persen, indeks saham Singapura melonjak 1,03 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 1,14 persen.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement