Ini Beda Cara Jualan Smartphone Xiaomi di Indonesia dan Eropa

Setelah sukses memasuki pasar Asia Tenggara, Xiaomi bersiap untuk memasuki sejumlah negara lainnya di Eropa dan Amerika Serikat.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 09 Jul 2018, 16:30 WIB
Xiaomi Mi 8 (Foto: Gizmochina)

Liputan6.com, Hong Kong - Setelah sukses memasuki pasar Asia Tenggara, Xiaomi kini mulai merambah ke Eropa. Beberapa negara Eropa yang mulai disinggahi Xiaomi di antaranya adalah Rusia, Spanyol, Prancis, hingga Italia.

Xiaomi pun bakal memasuki sejumlah negara lainnya di Eropa. Selain itu, Xiaomi juga disebut-sebut siap menjejakkan kaki ke Amerika Serikat.

Senior Vice President of Strategic Corporation Xiaomi, Wang Xiang, menyebutkan perusahaan menggunakan stretegi berbeda untuk memasarkan produknya di Indonesia, India, dan negara-negara Asia lainnya dengan di negara-negara Eropa.

Xiang menyebut, untuk Asia terutama Indonesia dan India, Xiaomi menerapkan penjualan offline terlebih dahulu. Setelah itu baru menjualnya secara online.

Namun tidak demikian dengan penjualan di negara-negara Eropa. Menurut Xiang, Xiaomi menggunakan seluruh metode penjualan baik online maupun offline secara bersamaan di negara-negara Rusia.

Hal ini dibuktikan dengan membuka Mi Store begitu Xiaomi masuk pasar Rusia beberapa waktu lalu.

"Kami masuk ke pasar dengan sangat baik di negara-negara maju. Misalnya di pasar Eropa Barat, ambil contoh di Spanyol, Xiaomi menggunakan semua cara dari sejak pertama hadir," tutur Xiang.

 


Cara Xiaomi Jualan Smartphone di Eropa

Flagship smartphone Xiaomi Mi 8 mulai diiklankan di berbagai tempat di Hong Kong. Liputan6.com/ Agustin Setyo W

Adapun yang dilakukan Xiaomi adalah dengan menghadirkan toko terautorisasi (Autorized Mi Store), kemitraan dengan toko retail terkemuka, hingga kerja sama dengan toko online pihak ketiga seperti Amazon dan lain-lain.

Xiaomi juga membuka toko online Mi.com di Spanyol, Eropa Barat, dan berbagai negara Eropa lainnya.

"Di Prancis dan Italia juga begitu, kami cover di semua saluran penjualan. Itu sangat beda dengan cara jualan yang kami pakai di Indonesia dan India. Di Indonesia kami masuk dari offline kemudian ke online," kata Xiang.

Memang, di Indonesia Xiaomi lebih dahulu menghadirkan toko-toko Mi Store terautorisasi dan menjual produk di Erafone dan jaringannya baru kemudian mulai berjualan produk secara online melalui Lazada, Shopee, hingga JD.id.

Sebelumnya, Xiaomi mengumumkan telah menawarkan saham perdana kepada publik (IPO) di Bursa Saham Hong Kong. Dengan IPO, nilai valuasi Xiaomi mencapai angka USD 54,3 miliar atau setara Rp 776 miliar dengan harga saham per lembar sebesar HKD 17 (Rp 30 ribuan).

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya