Relawan Deklarasikan Dukungan Jokowi-Jimly untuk Pilpres 2019

Jimly memiliki karakter dan pemikiran yang sama dengan Jokowi untuk membangun Indonesia.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 09 Jul 2018, 18:33 WIB
Relawan Sejoly deklarasikan dukungan untuk Jokowi dan Jimmly Asshiddiqie (Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa cawapres Jokowi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 makin memanas. Kelompok relawan telah mendeklarasikan nama-nama seperti Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PPP Romahurmuziy, Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Zainul Majdi sebagai Cawapres Jokowi.

Tak mau ketinggalan, relawan yang menamakan diri sebagai Sejoly atau Setuju Jokowi-Jimly pun mendeklarasikan dukungannya terhadap Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshidiqie bersanding dengan Jokowi di Pilpres 2019. Mereka menilai Jimly memiliki karakter dan pemikiran yang sama dengan Jokowi untuk membangun Indonesia.

"Sosok itu telah kita temukan di antara tokoh-tokoh nasional yang ada dia adalah Prof Jimly Asshidiqie, seorang ulama. Kami berharap sang pembangun konstitusi dan bernegara ini bersedia untuk dicalonkan sebagai Wapres mendampingi Jokowi," ujar Sekretaris Jenderal Sejoly Fajri Safi'i di Gedung Joang 45 Jakarta Pusat, Senin (9/7/2018).

Menurut dia, melihat kondisi bangsa saat ini, di mana berita hoaks dan fitnah bertebaran, sosok Jimly sebagai mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dapat menyeimbangi dan menyelesaikan persoalan bangsa. Jimly juga disebut sebagai sosok yang berhasil membangun MK menjadi lembaga peradilan yang modern.

"Berpolitik itu tidak hanya berbicara kepentingan atau bagi-bagi jabatan. Berpolitik itu adalah membangun peradaban masyarakat dan konsep kesejahteraan bersama," ucap Fajri.

 


Satu Periode Lagi

Relawan Sejoly juga memberikan dukungannya kepada Presiden Jokowi untuk melanjutkan kepemimpinannya satu periode ke depan. Mereka menilai Jokowi sosok yang berani mengambil keputusan pembangunan yang besar seperti di Papua.

"Baru-baru ini kita dapat 51 persen saham di freeport, mana ada presiden sebelumnya sebesar itu. Kalau dua periode, mungkin bisa 100 persen saham Indonesia di freeport," tutur Fajri.

"Mestinya Presiden seperti ini jangan hanya dua periode, tapi selamanya jadi Presiden. Tapi kan konstitusi kita membatasi," sambung dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya