iPhone Diklaim Jadi Smartphone Identik Orang Kaya

Dari laporan terbaru, iPhone ternyata digunakan sebagai patokan untuk memprediksi seseorang dengan status ekonomi tinggi.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 10 Jul 2018, 13:00 WIB
iPhone 8 red (Sumber: The Verge)

Liputan6.com, California - Indikator seseorang masuk dalam kategori harta kaya raya memang beragam, seperti kepemilikan mobil mewah atau tempat tinggal. Namun, siapa sangka, iPhone juga masuk dalam faktor yang berpengaruh.

Berdasarkan laporan dari University of Chicago dan National Bureau of Economic Research, iPhone ternyata kerap dikaitkan sebagai penanda seseorang dapat digolongkan kaya di Amerika Serikat. 

"Selama beberapa tahun terakhir, tidak ada merek yang dapat memprediksi status ekonomi seseorang, tapi hal itu terjadi pada iPhone," tulis peneliti dalam laporannya seperti dikutip dari Business Insider, Selasa (10/7/2018).

Laporan menyebut jika mengetahui seseorang memiliki iPhone, besar kemungkinan ia masuk dalam kategori status ekonomi tinggi. Kebenaran dari prediksi itu biasanya mencapai 69 persen. 

"Mengetahui seseorang yang memiliki iPad pada 2016 memungkinkan kami menebak dengan benar status ekonomi seseorang," tulis laporan tersebut.  

Kendati demikian, bukan berarti pemilik perangkat Android serta merta masuk dalam kategori status ekonomi rendah.

Kepemilikian perangkat Android, nyatanya masih masuk dalam indikator seseorang berpenghasilan tinggi.

Namun, harus diakui harga dari dua perangkat tersebut memang terpaut jauh. Alasannya, iPhone jelas dijual dengan harga lebih tinggi dari smartphone Android.

Sebagai perbandingan, harga smartphone Android biasanya dibanderol paling rendah US$ 100 (setara Rp 1,4 jutaan). Sementara dalam beberapa tahun terakhir, harga iPhone terus naik dan menyentuh US$ 999 (Rp 14 jutaan) untuk versi terbaru.

Para peneliti menggunakan data dari Mediamark Research Intelligence untuk menyusun laporan ini. Riset ini juga memakai algoritma machine learning dalam pengolahan data.


Semakin Kaya, iPhone Lebih Jadi Pilihan Ketimbang Samsung Galaxy?

Sebuah iPhone X terbaru dipajang di gerai iBox, Central Park, Jakarta, Jumat (22/12). iPhone 8, iPhone 8 Plus, dan iPhone X dijual dengan harga 15 hingga 20 juta rupiah tergantung kapasitas memori. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebuah data dari dari perusahaan pemasaran internet WebpageFX pada 2016 juga menyebut, makin kaya seseorang ia bakal memilih sebuah smartphone merek iPhone dibanding ponsel lain.

Hal ini berdasarkan hasil analisa WebpageFX terhadap 30 juta pengguna perangkat mobile. Data tersebut menunjukkan bahwa dua pertiga dari pengguna smartphone memiliki sebuah iPhone atau Samsung Galaxy.

Data tersebut juga memperlihatkan bahwa 45 persen dari pengguna smartphone lebih memilih iPhone ketimbang Samsung Galaxy.

Menariknya data dari pengguna smartphone yang tinggal di Amerika Serikat ini juga menunjukkan adanya hubungan antara besarnya penghasilan dengan merek ponsel yang digunakan.

Disebutkan, mereka yang berpenghasilan lebih tinggi biasanya merupakan pengguna iPhone. Sebaliknya, mereka yang berpenghasilan lebih rendah cenderung memiliki ponsel Samsung Galaxy.

WebpageFX juga menemukan bahwa negara-negara bagian di Amerika Serikat dengan penghasilan lebih tinggi seperti Alaska, Hawaii, Connecticut, New Jersey, dan Massachusetts cenderung lebih banyak yang menggunakan iPhone.

Pada tempat-tempat tersebut, tercatat bahwa pangsa pasar iPhone sebesar 50 persen.

Sebaliknya, pada negara-negara bagian dengan penghasilan lebih rendah seperti New Mexico dan South Carolina, pangsa pasar iPhone cukup rendah, yakni hanya 35-40 persen saja.

Meski begitu merek sebuah ponsel kini tak bisa dijadikan tolak ukur. Tak dimungkiri, Samsung juga memiliki beberapa lini ponsel yang harganya cukup tinggi, sebut saja Galaxy S7 yang dijual US$ 649 atau setara Rp 9 jutaan.

(Dam/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya