Jauh-Jauh dari Hollywood, Matt Damon Blusukan Lihat Jamban di Batang

Tidak banyak yang mengetahui kedatangan aktor Hollywood Matt Damon ini.

Oleh SoloPos.com diperbarui 10 Jul 2018, 10:32 WIB
Aktor Matt Damon (paling kiri) melihat jamban warga saat berkunjung ke Batang, belum lama ini. (Solopos.com/Istimewa)

Batang - Beberapa waktu lalu, yaitu pada 3-5 Juli 2018, aktor terkenal Hollywood yang juga co-founder Water.org, Matt Damon, didampingi CEO Water.org, Gary White, blusukan ke desa-desa di Kabupaten Batang dan Kendal, Jawa Tengah.

Berdasarkan informasi dalam siaran pers yang diterima Solopos.com, Senin, 9 Juli 2018, mereka melihat langsung kemajuan program Water.org di Indonesia dengan mengunjungi lembaga keuangan mikro dan penyedia layanan air mitra Water.org dan mengalami dampak positif langsung dari orang-orang yang diuntungkan dengan adanya program tersebut.

Kunjungan dimulai pada 3 Juli di Kantor Pusat Koperasi Mitra Dhuafa (Komida) di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Komida adalah salah satu mitra pertama Water.org Indonesia yang memiliki 230 cabang dari Aceh di Barat ke Pulau Timor di Timur Indonesia dan 502.000 klien dengan 100% adalah perempuan.

Sampai saat ini Komida telah menyalurkan pinjaman air dan sanitasi kepada 18.588 klien dan berdampak pada kehidupan 69.173 orang. Gary White dan Matt Damon menghabiskan hari kedua mereka di Indonesia mengunjungi Kabupaten Batang di Jawa Tengah.

Ditemani Direktur Operasional Komida, Sugeng, mereka menghadiri pertemuan pusat Komida di Desa Kertosari, Kabupaten Batang, di mana mereka bertemu 15 klien Komdia dan berbicara dengan mereka tentang pentingnya air bersih dan sanitasi serta mendengar beberapa cerita anggota Koperasi Komida tentang air dan sanitasi yang bisa mengubah hidup mereka menjadi lebih baik.

Mereka juga berkesempatan datang ke salah satu rumah anggota Komida, Wanuti (35). Ibu tiga anak ini sangat bersemangat menunjukkan kepada Gary White dan Matt Damon toilet baru mereka yang dapat dibangun dari pinjaman sanitasi Komida.

Sudah bertahun-tahun Wanuti dan tiga anaknya harus antre untuk mandi dan buang hajat di kamar mandi umum. Berkat Kredit Sanitasi yang diberikan Komida, dia dan keluarganya kini punya jamban dan kamar mandi "bermartabat" yang dibangun dan dihasilkan atas usaha sendiri.

 

Baca berita menarik lainnya dari Solopos.com di sini.

 


Pentingnya Sanitasi

Ilustrasi toilet kotor (iStock)

Setelah mengunjungi Desa Kertosari, mereka melanjutkan perjalanan ke Desa Denasri Kulon, Kabupaten Batang, di mana mereka bertemu direktur PDAM Batang, Yulianto. PDAM Batang telah bermitra dengan Water.org sejak 2016.

Hingga saat ini, PDAM Batang memiliki 41.527 sambungan rumah tangga. Dengan dukungan Water.org, PDAM Batang menargetkan 2.900 sambungan baru dan mereka telah melampaui target dengan menjangkau 3.457 rumah tangga baru.

Di Desa Denasri Kulon, Matt dan Gary mengunjungi beberapa pelanggan PDAM Batang, salah satunya Suntoro, seorang pekerja konstruksi. Selama percakapan dengan para pendiri Water.org, Suntoro mengklaim kualitas kehidupan keluarganya telah meningkat sejak mereka menggunakan sambungan air dari PDAM Batang melalui program WaterConnect-nya.

Dari Desa Denasri Kulon, perjalanan dilanjutkan ke Desa Selopanjang Barat, Kabupaten Batang. Mereka mengunjungi pesantren tradisional, Sabillun Najah. Bagi Matt Damon dan Gary White, mengunjungi pesantren adalah pengalaman berbeda dan kali pertama.

Lebih dari 50 anak di sekolah asrama pesantren tersebut berdialog dengan mereka berdua didampingi Ustaz Wahidin. Mereka melakukan perbincangan yang sangat bermanfaat dengan beberapa anak-anak santri.

Perbincangan itu terutama tentang arti pentingnya kebersihan dan sanitasi bagi kehidupan mereka. Sejak Pesanteran Sabillun Najah berlangganan air perpipaan PDAM, kini para santri bisa memiliki lebih banyak waktu untuk belajar dan bermain.

Mereka sekarang tidak harus berjalan jauh untuk mendapatkan air berkat program WaterConnect yang disediakan PDAM Batang. "Selama ini kami bersama dan bergilir mengambil air ke sumur. Airnya keruh dan berwarna kuning. Kamar mandi pesantren jadi kurang bersih," jelas Ustaz Wahidin.

Matt pun bertanya kepada salah satu santri, "Jika kamu sudah mudah mendapatkan air bersih dari PDAM dan tidak perlu lagi berjalan jauh, lalu waktu kamu sekarang digunakan untuk apa?"

Santri pun menjawab, "Sekarang waktu kami lebih banyak, jadi kami bisa bermain dan belajar."

Matt dan Gary terus menggali pertanyaan seputar pengetahuan santri terhadap kebersihan dan higienitas. Misalnya, kapan saja mereka mencuci tangan pakai sabun dan bagaimana mereka harus menjaga kebersihan sehari-harinya. Salah satu santri menjawab dengan tegas, "Anadzho fatu minal iman. Kebersihan itu sebagian dari iman. Hadis dari Rasulullah SAW."

Gary lanjut bertanya. "Bersih itu seperti apa?" dijawab lagi oleh santri, "Bersih pakaian dan tubuh kita."

 


Perjuangan Warga Mendapatkan Air Bersih

Ilustrasi air (iStockphoto)

Baik Matt dan Gary merasa senang melihat anak-anak santri mempunyai pengetahuan yang baik tentang sanitasi. Para pendiri Water.org memanfaatkan hari terakhir mereka di Jawa Tengah dengan mengunjungi Kabupaten Kendal di mana mereka bertemu dengan Direktur PD BPR BKK Kendal, Mundolin, dan membahas tentang produk pinjaman CBO (Communities Base Organisation).

Sebuah program yang diusung Water.org guna membantu penyediaan akses pembiayaan bagi BPSPAM di desa untuk bisa memperluas jaringan air bersih kepada warga yang membutuhkan terutama masyarakat berpenghasilan rendah.

Sejauh ini, PD BPR BKK Kendal telah memberikan pinjaman kepada lima KSM dengan rata-rata pinjaman sebesar USD3,482. Mereka juga mengunjungi dua KSM yang didirikan oleh program PAMSIMAS pemerintah Indonesia yang telah meningkatkan layanan mereka dengan memanfaatkan pinjaman CBO dari PD BPR BKK Kendal.

Mereka adalah CBO Tirto Lestari di Desa Kalirandu Gede dan CBO Kartika Tirta di Desa Kartikajaya. Gary White dan Matt Damon menggunakan kesempatan ini tidak hanya untuk melihat sistem air CBO, tetapi juga berbicara dengan penduduk desa yang diuntungkan oleh koneksi air CBO.

Keduanya sedang berbicara panjang lebar dengan Hadi, yang memiliki toko kecil di rumahnya, dan Atik, seorang guru kelompok bermain, tentang perjuangan mereka mendapatkan air bersih sebelum mereka mendapat koneksi air CBO. Minum air asin, memiliki air sungai yang tidak jelas, dan depresiasi air sumur hanya sedikit dari begitu banyak kesulitan yang dihadapi oleh penduduk desa di Desa Kaliradu Gede dan Desa Kartikajaya.

Untungnya, orang-orang di kedua desa tidak perlu mengalami kesulitan itu lagi karena CBO di desa tersebut sekarang dapat menyediakan layanan air bersih 24 jam yang terjangkau langsung ke rumah mereka.

Secara umum, kunjungan tiga hari itu di Indonesia telah memberi Matt dan Gary tentang program water.org di Indonesia lebih mendalam, terutama tentang kondisi akses air dan sanitasi yang sesungguhnya di Indonesia, khususnya di Batang dan Kendal.

Mereka juga bisa melihat peran kemitraan dengan lembaga keuangan dan perusahaan air mempunyai peran penting penting untuk mempercepat tujuan universal air dan sanitasi ke rumah tangga, terutama masyarakat berpenghasilan rendah.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya