Wakapolri: Tidak Mungkin Masjid Radikal, tapi...

Wakapolri Komjen Syafruddin mengkritisi hasil survei terkait banyaknya masjid yang terindikasi radikal.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 10 Jul 2018, 15:13 WIB
Wakapolri Komjen Pol Syafrudin. (Liputan6.com/Yandhi)

Liputan6.com, Jakarta - Wakapolri Komjen Syafruddin mengkritisi hasil survei terkait banyaknya masjid yang terindikasi radikal. Dia menegaskan tidak ada masjid yang radikal.

"Orang penelitian boleh saja, tapi hendaknya saya imbau untuk menggunakan standar-standar," ujar Syafruddin di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Selasa (10/7/2018).

Perwira tinggi Polri yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu menolak keras masjid disebut radikal. Sebab, masjid merupakan benda.

"Masjid itu benda, tempat suci, tidak mungkin radikal. Itu kalau toh ada radikal pasti orang, pasti bukan masjid. Makanya hati-hati jangan sampai dilaknat oleh Allah. menuduh-nuduh masjid radikal," tutur Syafruddin.

Jenderal bintang tiga itu meminta peneliti menggunakan bahasa yang jelas agar tidak menimbulkan multitafsir. "Makanya, kalau melakukan penelitian buat konsep yang jelas. Kalau berbicara masjid (radikal) saya bantah itu," Syafruddin menandaskan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Hasil Survei

Belum lama ini, Rumah Kebangsaan dan Dewan Pengawas Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) merilis hasil survei terkait adanya 41 masjid di lembaga negara yang terindikasi menyebarkan radikalisme.

Survei tersebut dilakukan di 100 masjid yang ada di lingkungan lembaga negara, kementerian, dan BUMN. Indikator konten radikal ini dilihat dari tema khotbah Jumat yang disurvei dalam rentang waktu 29 September hingga 21 Oktober 2017. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya