Liputan6.com, Singapura - PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Go-Jek) diketahui akan ekspansi bisnis ke Thailand dan Vietnam pada bulan depan. Tak hanya itu, perseroan juga berharap dapat ekspansi di Singapura. Lantas, apa pendapat dari kompetitor perseroan yaitu Grab?
CEO dan Co-founder Grab Anthony Tan menyambut penuh jika Go-Jek memang benar akan berekspansi ke Singapura. Ia menekankan, kompetisi adalah hal yang baik untuk mengembangkan perseroan.
"Ini adalah hal yang baik bagi kita, saya rasa kami sangat terbuka untuk itu. Kompetisi membantu kita untuk berusaha jauh lebih baik lagi," tutur dia kepada wartawan di Singapura, Selasa (10/7/2018).
Baca Juga
Advertisement
Anthony mengatakan, perusahaan akan selalu fokus pada kepentingan konsumen. Ia berkata, akan terus melihat tren dan perkembangan kepada para konsumen.
"Kami tidak terlalu memusingkan kompetitor. Bahkan kami lebih fokus pada kebutuhan pelanggan. Seperti Anda lihat sendiri hari ini kami bahkan berinovasi baru dengan meluncurkan Grab Fresh. Jadi kompetisi membuat kami lebih kuat," kata dia.
Sebelumnya, Operator taksi terbesar di Singapura, ComfortDelGro, dikabarkan tengah dalam proses pembicaraan dengan Go-Jek.
Mengutip laporan Tech Crunch, Rabu 25 April 2018, pembicaraan yang dimaksud terkait dengan kemungkinan kemitraan antara kedua perusahaan.
Sebelumnya, ComfortDelGro, merupakan mitra Uber. Uber sebelumnya mencapai kesepakatan besar dengan Comfort pada Desember tahun 2017.
Namun pada bulan lalu, kesepakatan keduanya batal gara-gara perusahaan AS tersebut menjual operasional bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab.
Kini, Go-Jek dikabarkan tengah bersiap melakukan ekspansi ke negara lain di Asia Tenggara. Go-Jek disebut-sebut akan memperluas layanannya ke Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Namun sumber Tech Crunch mengungkap, startup unicorn Indonesia ini tengah mengadakan pembicaraan tahap awal dengan Comfort untuk masuk ke pasar Singapura dan menambah 15.000 mitra pengemudi taksi.
Sayangnya, perusahaan taksi Singapura itu menolak memberikan komentar terkait hal ini. Sementara, juru bicara Go-Jek menyebut, "perusahaan tidak dapat memberikan komentar atas rumor dan spekulasi."
Sekadar diketahui, nilai valuasi Go-Jek kini mencapai US$ 4,5 miliar dan tambahan pendanaan US$ 2 miliar dari investor barunya antara lain Google, Tencent, JD.com, Allianz, dan Meituan Dianping.
Startup ini bermula dari sebuah aplikasi jasa ojek online, kemudian mulai merambah ke pemesanan taksi dan kendaraan roda empat, hingga ke layanan pembayaran melalui Go-Pay.
Perusahaan rintisan Nadiem Makarim inipun memiliki ambisi untuk ekspansi ke luar Indonesia, khususnya ke Asia Tenggara. Kesempatan ini kian terbuka lebar setelah Uber ke luar dari pasar Asia Tenggara.
Selain Singapura, Go-Jek dikabarkan untuk masuk ke Vietnam, Thailand, dan Filipina. Bahkan menurut sumber Tech Crunch, Go-Jek kini tengah melakukan perekrutan staf.
Selanjutnya
Hal ini cukup masuk akal, Go-Jek bisa meluncurkan layanan sepeda motornya ke tiga negara di atas, kecuali Singapura yang melarang berlakunya kendaraan roda dua sebagai moda transportasi umum.
Sebelumnya Go-Jek juga telah membuka kantor di Singapura tahun lalu untuk pengembangan bisnisnya. Dipercaya, akan ada permintaan untuk layanan taksi di negara tersebut.
Alih-alih meluncurkan layanan dari nol, kerja sama dengan Comfort bakal memberikan akses Go-Jek ke armada taksi yang lebih banyak. Hal tersebut ditambah juga dengan adanya permintaan dari sisi pengemudi juga.
Setelah Uber hengkang dari Asia Tenggara, Comfort memberitahukan ke para pengemudi untuk menghapus aplikasi Uber.
Banyak armada taksi dilaporkan tidak nyaman setelah Grab menjadi satu-satunya pilihan mereka. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Go-Jek dalam pembiaraannya dengan Comfort, untuk menghadirkan layanan di Singapura.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement