Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kantor Pos Malaysia merilis satu set prangko edisi khusus dan terbatas, dalam rangka ulang tahun ke-93 Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
Kepala eksekutif Kantor Pos Malaysia, Al-Ishsal Ishak mengatakan masing-masing lembar "Setem Ku" menampilkan desain prangko bergambar Mahathir Mohamad yang berbeda. Dengan nilai nominal masing-masing 60 sen.
Advertisement
Set prangko itu berisi tiga lembar "Setem Ku", menampilkan gambar kehangatan dan keceriaan Mahathir bersama sang istri Siti Hasmah Mohd Ali.
"Termasuk di antaranya momen bersejarah saat pelantikan Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri Malaysia yang ketujuh," ujar Al-Ishsal pada konferensi pers di markas Pos Malaysia seperti dikutip dari The Star, Selasa (10/7/2018).
Satu set lengkap prangko edisi Mahathir Mohamad itu dibanderol seharga 93 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 332 ribu, dapat dibeli di semua kantor pos umum dan kantor pos tertentu. Selain itu juga bisa diperoleh secara online melalui eziEmall.com.
Al-Ishsal mengatakan Pos Malaysia sengaja mencetak edisi khusus gambar Mahathir Mohamad sebagai penghormatan terhadap ikon Malaysia itu.
"Tun Dr Mahathir telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk kemajuan bangsa, dan ini (prangko edisi khusus) adalah cara kami mengucapkan terima kasih atas semua upaya dan kontribusinya kepada Malaysia," papar Al-Ishsal.
Saksikan juga video berikut ini:
Donasi untuk Negara
Al-Ishsa juga mengatakan bahwa sebagian dari hasil penjualan prangko edisi khusus Mahathir Mohamad akan didonasikan ke Tabung Harapan Malaysia (THM) --akun yang dibentuk oleh pemerintah untuk memungkinkan warga Malaysia berkontribusi terhadap pembayaran utang negara.
Dari hasil penjualan per set prangko edisi khusus Mahathir Mohamad senilai 93 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 332 ribu, sebanyak 5 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 17.856 akan disalurkan ke THM."Kami hanya akan memproduksi 100.000 potong untuk setiap desain Setem Ku (300.000 total seluruhnya). Jadi, saya ingin mendorong semua orang untuk segera memilikinya karena tak akan ada reproduksi koleksi ini setelah terjual habis," tutur Al-Ishsal.
"Mengapa tak ikut memiliki sepotong sejarah dengan berkontribusi untuk Tabung Harapan?" imbuh Al-Ishsa.
Advertisement