Liputan6.com, Jakarta - Hasil riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkap sebagian besar publik tidak ingin perpecahan terjadi pada Pilpres 2019. Penyebabnya, masyarakat pernah merasakan bagaimana kehidupan berbangsa terbelah pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Pada survei terbaru LSI, 72,5 persen responden tidak menginginkan kasus yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta terulang di Pilpres 2019.
Advertisement
"Mayoritas publik yaitu sebesar 72,5 persen berharap bahwa kasus Pilkada DKI Jakarta 2016-2017 yang membelah publik Indonesia tak terulang kembali dalam Pilpres 2019," kata peneliti LSI, Adjie Alfaraby, di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (10/7/2018).
Namun, masih ada masyarakat yang tidak mempermasalahkan kasus seperti Pilkada DKI Jakarta kembali terjadi di Pilpres 2019. Ada sebanyak 18,5 persen responden yang menyatakan hal itu. Sementara 9 persen sisanya menyatakan tidak tahu.
"Hanya 18,5 persen publik yang tidak mempersoalkan pembelahan publik yang terjadi pada Pilkada Jakarta 2017," ujar Adjie.
Sekadar mengingatkan, publik sempat terpecah karena pesta demokrasi, Pilkada DKI Jakarta 2017. Narasi publik ketika itu terbelah antara pendukung petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan antinya. Sentimen agama dan kesukuan juga memanas karena Ahok merupakan nonmuslim.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tentang Survei
Survei nasional dilaksanakan setelah pergelaran Pilkada Serentak 27 Juni 2018, dari 28 Juni sampai 5 Juli oleh LSI Denny JA.
Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan responden 1.200 orang.
Survei memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen. Survei ini juga dilengkapi dengan focus group discussion, analisis media dan wawancara mendalam.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement