Wall Street Menguat Terangkat Saham Pepsi

Saham PepsiCo melonjak setelah hasil kuartalan perusahaan melampaui perkiraan dipicu kenaikan penjualan makanan ringan.

oleh Nurmayanti diperbarui 11 Jul 2018, 05:02 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Wall Street ditutup menguat dengan indeks S&P 500 naik ke posisi tertinggi sejak 1 Februari, sehari sebelum pasar memulai aksi jual. Pendorong kenaikan adalah saham PepsiCo.

Melansir laman Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 143,07 poin, atau 0,58 persen, menjadi 24.919,66. Sementara indeks S&P 500 naik 9,67 poin, atau 0,35 persen, menjadi 2.793,84 dan Nasdaq Composite bertambah 3,00 poin, atau 0,04 persen, menjadi 7.759,20.

Saham PepsiCo melonjak setelah hasil kuartalan perusahaan melampaui perkiraan dipicu kenaikan penjualan makanan ringan.

Adapun indeks konsumen staples naik 1,3 persen dan memberikan kenaikan terbesar ke S&P 500, didorong saham PepsiCo, yang menguat 4,8 persen.

Saham perusahaan lain yang tercatat naik adalah Procter & Gamble yang menguat 2,5 persen dan Coca-Cola sebesar 1,3 persen.

Pada perdagangan kali ini, kekhawatiran atas meningkatnya imbal hasil obligasi dan berpotensi menguatnya inflasi mendorong aksi jual awal Februari, yang menjadi koreksi untuk pasar.

Laporan penghasilan diharapkan menjadi kunci bagi investor dalam beberapa minggu mendatang. Ini menjadi pengalih fokus pasar pada ketegangan perang dagang antara Amerika dan CHina yang terjadi baru-baru ini.

"Mereka menjual karena (berita tarif), dan kemudian memantul kembali," kata Alan Lancz, Presiden Alan B. Lancz & Associates Inc, perusahaan penasihat investasi yang berbasis di Toledo, Ohio.

 


Saham Lainnya

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Saham keuangan yakni JPMorgan Chase, Wells Fargo dan Citigroup dijadwalkan untuk melaporkan hasil pendapatannya pada hari Jumat. Saham perusahaan keuangan sempat merosot pada hari Selasa setelah memimpin kenaikan pasar pada Senin.

Perusahaan juga menegaskan kembali ramalannya selama setahun, di tengah tanda-tanda pemulihan bisnis soda secara bertahap.

Sementara harga minyak yang lebih tinggi mengangkat saham energi. Indeks energi S&P naik 0,7 persen karena harga minyak mentah naik akibat gangguan pasokan di Norwegia dan Libya. Namun kenaikan terpangkas setelah Amerika Serikat mengatakan akan mempertimbangkan permintaan untuk keringanan dari sanksi minyak Iran. Saham Exxon dan Chevron masing-masing tercatat naik sekitar 1 persen.

Indeks S & P 500 membukukan 30 kenaikan tertinggi dalam 52-minggu baru dan tidak ada posisi terendah baru. Sementara Nasdaq Composite mencatat 104 posisi tertinggi baru dan 26 terendah baru.

Sekitar 5,8 miliar saham berpindah tangan di bursa AS. Itu dibandingkan dengan rata-rata 7,0 miliar harian selama 20 hari perdagangan terakhir, menurut data Thomson Reuters.

Tonton Video Menarik Ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya