Liputan6.com, Pekanbaru - Menjadi penjaga atau marbut musala di Kota Pekanbaru ternyata tak mampu membuat pria berinisial AH membendung hasrat kelainan seksual yang dideritanya. Bahkan, kakak-beradik menjadi korban predator anak ini yang dilakukan di lingkungan rumah ibadah tersebut.
Untuk melancarkan aksinya, pelaku pencabulan ini mengiming-imingi dua bocah laki-laki inisial DF (8) dan RS (7) dengan permainan online mobile legends. Game yang tengah digandrungi generasi milenial ini membuat korban masuk dalam jebakan pelaku.
"Korban dijanjikan akan dikasih main game mobile legends," kata Kasubbag Humas Polresta Pekanbaru Ipda Budhia kepada wartawan, Selasa, 10 Juli 2018, siang.
Baca Juga
Advertisement
Budhia menerangkan, sudah berulang kali pelaku berbuat tak senonoh kepada korban. Pelaku dan korban pencabulan ini memang saling kenal karena mereka bertetangga.
Terakhir kali, pelaku berbuat cabul pada 4 Juli 2018. Kala itu, pelaku melihat korban DF sedang bermain. Pelaku memanggilnya sambil memperlihatkan keseruan bermain mobile legends.
Melihat itu, korban tertarik bermain. Hal ini dimanfaatkan pelaku dan mengajak korban masuk ke kamarnya yang ada di dalam musala. Di sanalah pelaku melancarkan aksi cabulnya hingga akhirnya korban mengadu kepada orangtuanya.
"Saat ini, pelaku sudah ditahan untuk penyidikan lebih lanjut di Mapolsek Payung Sekaki," sebut Budhia.
Pengakuan pelaku, beberapa hari sebelumnya adik DF berinisial RS juga menjadi korban dengan modus yang sama, bahkan sudah dilakukan beberapa kali.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 82 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
"Kepada penyidik, pelaku mengakui perbuatannya serta mengakui ada kelainan seks pada dirinya," kata Budhia.
Simak video pilihan berikut ini: