Sulitnya Tentukan Cawapres Jokowi

Adjie mengatakan, Jokowi harus memiliki cawapres yang dapat mendongkrak elektabilitasnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jul 2018, 08:52 WIB
Presiden Joko Widodo didampingi Ketum PPP Romahamurmuziy dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo tiba di Pondok Pesantren Salafiyah Safi'iyah Sukorejo, Jawa Timur, Sabtu (3/2). Jokowi dan Romi tampak mengenakan sarung. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby menilai calon presiden petahana Joko Widodo atau Jokowi memiliki posisi kuat dalam menentukan calon wakil presidennya dibandingkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Sebab, mantan Gubernur Jakarta itu memiliki nilai tawar lebih tinggi karena tanpa partai berlambang banteng itu pun dia sudah cukup mengantongi tiket pilpres.

Meski demikian, Adjie mengatakan, Jokowi harus memiliki cawapres yang dapat mendongkrak elektabilitasnya. Sebab sebagai petahana posisinya belum aman karena tidak melampaui angka 50 persen.

"Poin pertama faktor elektoral membuat situasi siapa cawapres Jokowi makin rumit. Kemudian kedua posisi Pak Jokowi yang tanda kutip sebagai petugas partai. Secara psikologis itu akan menjadi suatu perdebatan dan diskusi yang cukup alot di internal PDIP. Karena tentunya sebagai petugas partai, frame berpikir partai atau ketum partai adalah petugas partai mengikuti keputusan partai," papar Adjie di kantornya, kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa 10 Juli 2018.

Jokowi menurut Adjie dalam posisi diuntungkan karena memilih partai pendukung yang cukup besar. Namun, Adjie menilai saat ini nama cawapres tak kunjung keluar karena masih belum satu suara.

"Tapi di sisi lain kita lihat, Jokowi diuntungkan dengan beberapa partai yang telah secara resmi mendeklarasikan dukungan ke Pak Jokowi. Misalnya Golkar, Hanura, PPP dan lainnya, yang kemudian membuat pak Jokowi tidak terlalu khawatir tak dapat tiket di 2019. Oleh karena itu, mengapa sampai saat ini nama cawapres belum muncul, salah satu faktornya perdebatan-perdebatan di internal koalisi Pak Jokowi," kata Adjie.

 


PDIP Tak Punya Tokoh

PDIP sendiri tidak memiliki tokoh yang mampu membantu Jokowi secara elektoral. Nama yang mencuat seperti Puan Maharani dan Budi Gunawan dinilai masih kurang.

"Kedua kita lihat dari PDIP tidak ada nama yang cukup kuat dan bisa membantu Pak Jokowi baik secara elektoral maupun meningkatkan kapasitas pemerintahan, dari nama yang muncul saat ini Puan atau Budi Gunawan adalah nama yang sebetulnya tidak populer di publik dan secara kualitatif tidak kuat meningkatkan kualitas pemerintahan. Jadi posisi Pak Jokowi lebih kuat dibandingkan posisi Megawati ya untuk menentukan siapa cawapres Pak Jokowi," pungkas Adjie.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya