Kelahiran Dramatis Bayi Nuku di Atas Kapal

Tak ada satu pun penumpang KMP Nuku yang sanggup membantu persalinannya. Kapten kapal juga pernah gagal menolong persalinan di kapalnya. Ini menambah kepanikan.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 11 Jul 2018, 15:02 WIB
Wajah segar Andi Muhammad Nuku, bayi yang lahir di ruang VIP KMP Nuku, Kamis 5 Juli 2018. (foto : Liputan6.com / Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Namanya Nur Khairul Hasanah, ibu muda berusia 28 tahun. Ia membuat panik ruang kemudi KMP Nuku yang sempit, Kamis, 5 Juli 2018. Enam awak kapal feri Pelabuhan Torobulu-Tampo, Kabupaten Muna harus berjejal di ruang 3x6 meter dan saling ribut.

Kepanikan meluas ke seluruh penumpang, ketika kapten kapal Nur Cahyo, melalui pengeras suara mengajak siapa pun yang ada di atas kapal untuk segera bergabung dalam ruang VIP. Pengumuman kapten kapal terus diulang, tetapi tak satu pun penumpang beringsut mendekat, bahkan wajah mereka semakin tegang.

Nur Cahyo mengaku panik, karena melalui pengumuman bertubi-tubi ternyata tak ada penumpang yang sanggup membantu persalinan Nur Khairul. Hampir dua jam perempuan yang hendak melahirkan itu kontraksi. Ia berjuang tanpa ditemani perawat. Suaminya tak mampu berbuat banyak. Nur Cahyo segera mengambil alih komando.

"Saya perintahkan anak buah membantu persalinan Nur Khairul. Sebagian petugas penyeberangan Kapal Fery Torobulu-Tampo sudah dibekali ilmu membantu persalinan. Meskipun panik, tahu apa yang harus dilakukan," kata Nur Cahyo, Rabu (11/7/2018).

Perempuan di kapalnya itu harus berjuang dua jam sampai akhirnya sukses melahirkan bayi laki-laki. "Penuh keringat, tapi ekspresinya senang. Apalagi saat si ibu mendengar bayinya menangis," kata Nur Cahyo.

Proses persalinan didahului dengan sterilisasi ruang VIP KMP Nuku. Tidak ada penumpang di dalam. Ruangan dibuat tertutup untuk penumpang lainnya.

"Bayinya langsung ditolong dan dirawat petugas kapal. Dibungkus sarung. Diselimuti, lalu menunggu mobil angkutan yang bisa mengevakuasi ibu dan keluarganya," kata Nur Cahyo.

Dia bercerita, sesaat setelah lahir dia menemui ayah sang bayi bernama Jamaluddin (30). Saat itu, kapten bertanya ke Jamaluddin tentang nama anaknya.

"Saya berikan nama saya Andi Muhammad Nuku, nama belakangnya sesuai nama kapal tempat ia dilahirkan," kata Jamaludin, ayah sang bayi sebagaimana ditirukan kapten kapal KMP Nuku, Nur Cahyo.

Simak video menarik berikut di bawah : 


Tiket Gratis Seumur Hidup

Kapten KMP Nuku Nurcahyo beserta kru memberikan bingkisan untuk keluarga bayi Nuku yang lahir di atas kapalnya. (foto : Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Tiba di tempat tujuan, Nuku bersama ayah dan ibunya turun. Sebagai penghormatan, kapten kapal Nur Cahyo bersama awak kapal memberikan bingkisan bagi keluarga bayi bernama Nuku ini.

"Sekadar penghargaan atas jerih payah sang ibu mempertaruhkan nyawa di atas kapal ini," kata Nur Cahyo.

Kapten KMP Nuku Nurcahyo mengatakan, sebelumnya sudah pernah dua kali membantu persalinan bayi di atas kapal. Pria yang bekerja sejak 2009 di KMP Nuku menceritakan bahwa dua kali membantu persalinan itu satu gagal, dan satu sukses.

"Tahun 2011 ada penumpang dengan nasib yang sama. Kami para awak KMP Nuku, berjuang membantu seorang ibu melahirkan anaknya. Saat itu, bayi sudah meninggal di dalam kandungan. Alhamdulillah ibunya selamat," kata Nurcahyo.

Nurcahyo dan para awak kapal mengaku menyesal atas kejadian itu. Meskipun bukan sebagai penyebab kematian, tetapi bayi itu sudah menelan air ketuban sejak di dalam kandungan.

Ada kepercayaan bahwa jika ada bayi lahir di atas kapal, itu merupakan berkah bagi kapal dan seluruh awak kapal.

Andi Muhammad Nuku lahir dengan berat 3,4 kilogram. Ia mendapat hadiah khusus yang tak akan terlupa. Ia tak perlu antre mendapatkan tiket kapal KMP Nuku, apalagi saat mudik Lebaran atau hari libur panjang.

"Kami berikan tiket gratis seumur hidup jika hendak menyeberang dengan kapal KMP Nuku. Tak perlu repot-repot, Andi Muhammad Nuku hanya lapor ke petugas jika ingin naik kapal. Itu hadiah yang bisa kami berikan, semoga ke depannya pelayanan ASDP terhadap mereka yang bersalin di atas kapal bisa lebih baik lagi," kata Nurcahyo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya