Liputan6.com, Jakarta Badan Anggaran (Banggar) DPR menggelar rapat kerja bersama pemerintah, antara lain Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Raker tersebut merupakan lanjutan rapat sebelumnya yang membahas arah kebijakan anggaran dalam rancangan pendapatan dan belanja negara (RAPBN) tahun 2019.
Advertisement
"Hasil panja ini tentang kebijakan umum pemerintah pusat dan difokuskan untuk mendukung program prioritas nasional," kata Pimpinan Rapat Kerja, Aziz Syamsuddin, di Gedung DPR RI, Rabu (11/7/2018).
Aziz mengungkapkan berdasarkan hasil rapat ada beberapa catatan yang diberikan DPR kepada pemerintah. Catatan tersebut, antara lain catatan asumsi yaitu perlunya peninjauan pembiayaan PMN (Penyertaan Modal Negara). Catatan RKP (Rencana Kerja Pemerintah) harus ada peningkatan kualitas kurikulum berdasarkan revolusi industri 4.0.
Kemudian catatan panja belanja pemerintah pusat, harus ada blueprint pendidikan alokasi gaji bagi purnawira TNI dan veteran untuk peningkatan kesejahteraan, perhatikan anggaran Basarnas dan alokasikan dana pemilu dari APBN.
Kemudian catatan tentang panja transfer daerahharus ada peningkatan pengawasan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik.
"Mohon persetujuan untuk dibawa ke paripurna besok 12 Juni dan jadi masukan nota keungan pemerintah yang akan disampaikan Agustus," jelas dia.
Menanggapi catatan DPR ini, Menkeu Sri Mulyani mengucapan terimakasih. "Terima kasih atas laporan panja yang lengkap dan efisien. Ini adalah proses yang baik bagi penyusunan RAPBN 2019, kerangka dari asumsi makro dan pengelolaan belanja negara harus hati-hati sesuai kebutuhan dan urgensi," kata dia.
Asumsi inflasi di RAPBN 2019 pada kisaran 2,5-4,5 persen atau berada dalam kisaran yang telah ditetapkan Kemenkeu dan BI. Sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika ditetapkan pada kisaran Rp 13.700 hingga Rp 14.000 per USD.
Asumsi makro RAPBN 2019 juga menetapkan Suku Bunga SPN tiga bulan berada pada rentang 4,6 sampai 5,2 persen. Tingkat pengangguran terbuka ditargetkan sekitar 4,5 sampai 5,2 persen.
Tingkat Kemiskinan sekitar 8,5 sampai 9,5 persen sedikit menurun dibandingkan dengan target tahun ini sebesar 9,5 sampai 10 persen. Untuk gini ratio atau kesenjangan berkisar antara 0,38 sampai 0,39 dan indeks pembangunan manusia sebesar 71,98.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Sri Mulyani: APBN 2018 Masih Cukup Biayai Tambahan Belanja
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (ABPN) 2018 masih aman di tengah kondisi ekonomi global yang bergejolak dan penuh ketidakpastian.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani menegaskan postur keuangan negara masih stabil. Bahkan, masih bisa membiayai beberapa belanja tambahan.
"Postur keseluruhan APBN 2018 masih bisa dipertahankan dengan baik. Seluruh kebutuhan belanja yang sudah direncanakan di 2018 tetap berjalan. Kami bahkan juga mengakomodasi beberapa tambahan belanja," kata Menkeu Sri Mulyani di Kantor pusat pajak, Jakarta, Rabu (11/7/2018).
Baca Juga
Dia mencontohkan, salah satu belanja tambahan adalah momen Asian Games yang akan dilangsungkan di Indonesia.
"Seperti untuk Asian Games dan kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya mendesak," ujar dia.
Selain itu, perempuan yang akrab disapa Ani tersebut menjelaskan dari sisi penerimaan pun masih sesuai harapan. Kombinasi antara penerimaan sektor pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP jumlahnya masih sesuai dengan target.
"Dari sisi penerimaan negara, seperti yang saya sampaikan tadi, outlook nya akhir tahun mencapai sesuai dengan yang ada dalam UU APBN," ujar dia.
Kondisi tersebut, lanjutnya, sudah termasuk dengan kenaikan subsidi beberapa jenis bahan bakar.
"Itu termasuk dari kenaikan yang diputuskan waktu itu, yaitu untuk diesel dinaikkan subsidinya dari Rp 500 jadi Rp 2.000 per liter."
Sebagai informasi, prediksi APBN tahun 2018 dengan turut mempertimbangkan perubahan kondisi terkini dan tantangan dari faktor internal maupun eksternal menetapkan target penerimaan sebesar Rp 1.894,7 triliun. Sementara belanja negara tercatat sebesar Rp 2.220,6 triliun.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Tonton Video Menarik Ini:
Advertisement