JAS Bakal Tambah Pegawai Saat Hadapi Musim Haji

PT Jasa Angkasa Semesta (JAS) lakukan berbagai kesiapan terutama dalam hal penambahan personel untuk sambut musim haji.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 11 Jul 2018, 18:40 WIB
Jemaah haji yang berangkat dari Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta - Pekan depan memasuki musim haji. PT Jasa Angkasa Semesta (JAS) lakukan berbagai kesiapan terutama dalam hal penambahan orang untuk mengurusi bagasi calon jemaah.

"Kita tahu bawaan dari jemaah haji ini berbagai macam. Makanya, dari sekarang kita terus berkoordinasi apa saja yang boleh dan tidak boleh dibawa dalam pesawat," kata Manager Baggage and ULD Services JAS, Neneng Sumiati di Tangerang, Rabu, (11/7/2018).

Penambahan personel dilakukan dalam meningkatkan pelayanan para jemaah agar dalam proses pemindahan barang bawaan calon haji. Sebab pada 2018, Saudi Airlines maskapai yang dilayani JAS.

Bila berkaca dari tahun lalu, ada 110 pemberangkatan. Bila dikalikan rata-rata satu pesawat sebanyak 420-an penumpang. Jadi rata-rata bagasi untuk musim haji per harinya akan memakan 8 kontainer. 

"Itu perbandingan dengan tahun lalu, bila dengan tahun ini ada peningkatan, rata-ratanya ada di sekitaran itu," ujar dia.

Oleh karena itu, dirasa perlu tahapan dan kesiapan tetap sama seperti tahun lalu. Hanya saja SDM yang ditambah. Biasanya, lanjut Neneng, pada satu penerbangan itu 10 sampai 15 orang, namun nanti akan ditambah sesuai dengan kebutuhan.

Jemaah haji tetap akan berangkat melalui Bandara Soekarno Hatta, Kota Tangerang setelah sebelumnya direncanakan keberangkatan haji akan melalui Bandara Kertajati.

Selain itu, pihak Maskapai Garuda Indonesia pun telah menyatakan kesiapannya terkait dengan proses keberangkatan haji. Terutama pada kesiapan SDM pilot yang akan ditingkatkan.

Diketahui, penerbangan fase keberangkatan haji pada 2018 akan dimulai pada 17 Juli-15 Agustus. Gelombang 1 fase keberangkatan tersebut akan diberangkatkan menuju Madinah dari 17 Juli 2018 -29 Juli 2018. 

Sedangkan, gelombang dua fase keberangkatan akan diberangkatkan menuju Jeddah pada 30 Juli 2018 sampai dengan 15 Agustus 2018. (Pramita Tristiawati)

 


Garuda Indonesia Siap Angkut Jemaah Haji dari Bandara Kertajati

Suasana di Bandara Kertajati Majalengka Jawa Barat dalam bentuk simulasi oleh pengelola bandara. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Sebelumnya, maskapai Garuda Indonesia siap untuk menerbangkan jemaah haji dari Bandara Kertajati, Jawa Barat. Hal ini menandai kesiapan bandara yang sudah dapat beroperasi pada 24 Mei nanti.

"Kita sangat tergantung dari Kemenag (Kementerian Agama) ya, tapi kita jadwalnya sudah siap untuk angkut," ujar Direktur Operasional Garuda Indonesia, Triyanto di Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa 22 Mei 2018.

Dia mengungkapkan, jumlah penerbangan haji yang akan lewat Bandara Kertajati sekitar 5 kloter. "Itu untuk Majalengka dan Sumedang. Berangkat pulang," kata dia.

Untuk menandai beroperasinya Bandara Kertajati, pihak Garuda Indonesia sudah menyiapkan dua penerbangan dari Jakarta dan Bandung untuk melakukan historical landing di Kertajati.

"Dari Jakarta satu dan Bandung. Dua-duanya tanggal 24 Mei," ujar dia.

Dia menjelaskan para jemaah haji tidak akan terbang langsung dari Bandara Kertajati menuju Arab Saudi, melainkan bakal singgah dulu di Bandara Soekarno-Hatta atau yang dikenal dengan sebutan penerbangan antara.

Nantinya jemaah haji yang berangkat dari Kertajati akan diangkut menggunakan pesawat Garuda jenis 330, yang terlebih dulu ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Hal ini karena panjang runway Bandara Kertajati mencapai 2.500 meter, belum memungkinkan untuk didarati pesawat jenis Boeing 777 atau pesawat yang akan menerbangkan jemaah haji ke Arab Saudi.

Berdasarkan peraturan keselamatan, Boeing 777 boleh mendarat di runway dengan panjang 3.000 m. Karena itu, dia mengharapkan proses pengerjaan tambahan runway dapat dilakukan dalam waktu dekat, sehingga pada saat umroh nanti, Bandara Kertajati sudah dapat menampung pesawat yang lebih besar dan siap melayani penerbangan langsung ke Arab Saudi.

"Umroh juga harus (pesawat) yang besar. Umroh kan sesudah haji. Bulan November. Jadi diharapkan sekarang dibangun landasannya pada saat Oktober sudah jadi dan bisa go (layani penerbangan langsung)," papar Triyanto.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui bahwa panjang runway Bandara Kertajati memang belum memungkinkan didarati pesawat besar. Karena itu penerbangan antara memang harus dilakukan.

"Enggak ada masalah dengan runway, runway sudah 2.500 m kalau (Boeing) 777 tidak bisa memang tapi kita gunakan alternatif (pesawat jenis) 330 atau yang lain. Pokoknya kita tidak akan melanggar ketentuan berkaitan dengan keselamatan," dia menjelaskan.

"Kerja sama dengan AP II, bulan Juli akan ditambah menjadi 3.000. Jadi tahun depan sudah bisa (Boeing) 777 mendarat di sana. Paling 6 bulan selesai," dia menandaskan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya