Didominasi Negara Eropa, Tim Amerika Latin Meredup di Piala Dunia 2018

Piala Dunia kali ini memang cukup mengejutkan banyak pihak, terlebih lagi negara-negara kuat asal Amerika Latin tak berhasil lolos sampai semifinal.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jul 2018, 18:30 WIB
Suporter berpose memakai topeng bintang Portugal, Cristiano Ronaldo dan bintang Argentina, Lionel Messi sebelum laga babak perempat final Piala Dunia 2018 antara Rusia dan Kroasia di Stadion Olimpiade Fisht, Sabtu (7/7). (AFP PHOTO/Kirill KUDRYAVTSEV)

Liputan6.com, Jakarta Event sepak bola empat tahunan, Piala Dunia, memang paling bergensi dan dinantikan oleh banyak orang. Baik penggemar sepak bola maupun tidak tentunya banyak pihak ikut larut dalam semarak Piala Dunia.

Diselenggarakan di Rusia, Piala Dunia 2018 cukup menyajikan momen tak terduga di lapangan hijau. Sejumlah tim nasional yang pernah membawa tropi Piala Dunia harus pulang.

Pada babak semifinal kali ini, Prancis perlu selangkah lagi membawa pulang tropi Piala Dunia setelah menang menghadapi Belgia. Kini tim Les Bleus menunggu kepastian lawan mereka di final setelah Inggris melawan Kroasia.

Menjelang babak akhir Piala Dunia, tak sedikit orang juga menyadari bahwa kali ini dipenuhi oleh bendera negara di Benua Eropa. Padahal, tim-tim asal Amerika Latin, sebut saja Brasil dan Argentina, terkenal kuat.


Meredupnya sinar tim Amerika Latin

Gelandang Argentina, Lionel Messi, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Nigeria pada laga grup D Piala Dunia di Stadion St Petersburg, St Petersburg, Selasa (26/6/2018)/ Argentina menang 2-1 atas Nigeria. (AP/Petr Josek)

Dominasi negara Amerika Latin di Piala Dunia semakin meredup. Itu adalah sebuah fakta yang tak bisa dimungkiri. Padahal seperti diketahui, tim atau negara Amerika Latin punya tradisi sepak bola yang sangat kuat.

Beberapa dari mereka, sebut saja Brasil, Uruguay dan Argentina adalah tim-tim yang sangat ditakuti dalam dunia sepak bola.

Brasil sejauh ini masih memegang takhta sebagai negara peraih gelaran Piala Dunia terbanyak, yakni lima kali (1958, 1962, 1970, 1994 dan 2002). Sementara itu Argentina dan Uruguay juga sukses mengangkat trofi Piala Dunia masing-masing sebanyak dua kali. Argentina pada tahun 1978 dan 1986, sementara Uruguay pada 1930 dan 1950.

Sayangnya, dalam beberapa gelaran terakhir Piala Dunia, tim Amerika Latin mulai minim prestasi. Terakhir kali Brasil menjuarai event ini pada 2002 yang diselenggarakan di Korea dan Jepang. Prestasi terbaik lainnya setelah itu diraih oleh Argentina yang cuma sukses keluar sebagai runner up di gelaran Piala Dunia 2014 di Brasil. Kala itu Messi cs ditundukkan oleh Jerman di babak final.

Kembali ke Piala Dunia 2018. Sejatinya Brasil dan Argentina masuk dalam bursa kuat calon juara. Skuat yang mereka bawa sangat meyakinkan. Di Brasil ada Neymar hingga Coutinho, di Argentina ada Messi hingga Aguero. Namun hasilnya? Mereka sudah gugur sebelum bisa menyentuh babak semifinal.


Kutukan negara Amerika Latin di tanah Eropa

(Sumber istimewa di Brilio.net)

Ketika negara Eropa yang dipilih jadi tuan rumah, tim-tim Amerika Latin seakan terkena "kutukan" bernama kegagalan. Tercatat dari 11 kali penyelenggaraan Piala Dunia di Eropa, hanya tiga tim yang sukses menembus babak semifinal, yakni Brazil (1938, 1958, 1958 dan 1998), Argentina (1990) dan Uruguay (1954).

Cuma Brasil yang pernah sukses meraih gelar juara di Tanah Eropa, yakni pada 1958 di Swedia. Kala itu Brasil yang diperkuat pemain-pemain legendaris seperti Pele, Zagalo, Vava hingga Mazola sukses menjungkalkan sang tuan rumah Swedia di babak final. Ini juga merupakan prestasi juara pertama kalinya Brasil di Piala Dunia.


Dominasi negara Eropa

2. Harry Kane (Inggris) - Kapten The Three Lions ini memuncaki daftar pencetak gol terbanyak di Piala Dunia 2018 dengan enam gol. Pemain berusia 24 tahun itu berpeluang meraih Ballon d'Or jika berhasil menjuarai Piala Dunia. (AP/Victor R. Caivano)

Berbanding terbalik dengan raihan tim Amerika Latin, negara-negara dari Eropa kini mulai menunjukkan dominasi kuat mereka di Piala Dunia. Tahun ini bisa dipastikan yang keluar sebagai juara adalah negara Eropa, entah itu Prancis, Belgia, Inggris atau Kroasia.

Sedikit menengok ke belakang, tahun 2014 silam Piala Dunia digelar di Brasil. Namun lagi-lagi tim Eropa yang keluar sebagai juaranya setelah Jerman sukses mengalahkan Argentina di babak final. Tahun itu juga merupakan sebuah catatan sejarah baru, di mana tim Eropa sukses menjuarai Piala Dunia di Tanah Amerika Latin. .

Mundur lagi ke belakang, dominasi tim Eropa juga terlihat jelas ketika Piala Dunia digelar di Afrika Selatan tahun 2010 silam. Spanyol yang keluar jadi juara. Pada edisi ini, perwakilan Amerika Latin, Uruguay kalah di babak semifinal dan menempati peringkat 4.

Tahun 2006 Piala Dunia diselenggarakan di Jerman. Kala itu Italia sukses membuat kejutan besar setelah keluar jadi juara padahal sedang tersangkut kasus Calciopolli alias pengaturan skor. Italia sukses mengalahkan Prancis di babak final setelah melalui drama adu penalti yang sengit. Lagi-lagi tak ada perwakilan Amerika Latin satupun di babak semifinal.


Prediksi tim Amerika Latin di masa depan

1. Neymar (Brasil) - Pemain termahal dunia ini tampil gemilang bersama PSG. Meski sempat menepi karena cedera namun ia mampu tampil brilian dan berpeluang menjuarai Piala Dunia 2018. (AP/Frank Augstein)

Megabintang Lionel Messi kemungkinan besar akan gantung sepatu dari Argentina setelah ini, yang artinya negara Argentina akan kehilangan pemain terbaik mereka. Meskipun begitu, Tim Tango dikenal punya tradisi menelurkan pemain-pemain hebat, terutama di barisan penyerang. Kesempatan mereka untuk kembali berprestasi di gelaran Piala Dunia berikutnya masih terbuka lebar.

Di Brasil sendiri, nama-nama seperti Neymar, Coutinho, Gabriel Jesus, Marcelo, Firmino, Casemiro masih berada di kisaran usia yang memungkinan untuk tampil di beberapa Piala Dunia lagi. Tak menutup kemungkinan jika ada talenta-talenta muda baru yang juga akan bermunculan setelah ini.

Memang kali ini, tim-tim negara di Amerika Latin harus menenggak pil pahit pada Piala Dunia 2018. Menyaksikan kejayaan Eropa untuk kembali menyabet tropi Piala Dunia memang menyakitkan.

Meski begitu masih ada kesempatan di depan bagi mereka untuk berhasil kembali membawa pulang kemenangan dari Piala Dunia. Selama bola masih berputar, tidak akan pernah ada yang tahu bagaimana hasil pertandingan hingga usai.

Reporter

Guntur Merdekawan

Sumber: Kapanlagi.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya