Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Sarmuji menilai, soliditas koalisi partai pendukung Joko Widodo tidak hanya ditentukan dari latarbelakang calon wakil presiden, tapi penerimaan. Koalisi pun diminta legawa bila cawapres Jokowi nanti dari kalangan parpol.
"Harus ada kelegowoan semua parpol seandainya yang ditunjuk oleh Pak Jokowi adalah figur salah satu parpol," ujar Sarmuji saat dihubungi merdeka.com, Kamis (12/7/2018).
Advertisement
Sarmuji memandang, sosok cawapres Jokowi dari partai politik punya kelebihan, yakni dukungan dan basis di parlemen dan akar rumput.
"Memang kadang dinilai kurang kompetensi profesional. Tinggal dicari saja siapa di antara orang partai yang memiliki kapasitas teknokratis," ungkap Sarmuji.
Golkar telah bertekad mengusung Ketua Umum Airlangga Hartarto menjadi cawapres Jokowi. Sarmuji mengklaim, Airlangga memenuhi semua kualifikasi untuk menjadi cawapres.
"Ya. Pak Airlangga memiliki kualifikasi yang lengkap," tandas Sarmuji.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Usulan Nasdem
Sebelumnya, Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem Teuku Taufiqulhadi menilai calon wakil presiden (cawapres) untuk Presiden Jokowi sebaiknya berasal dari nonpartai politik. Tujuannya demi menjaga keutuhan partai koalisi.
"Menurut saya lebih baik dari non partai wakilnya, itu lebih baik untuk menjaga soliditas koalisi," kata Taufiqulhadi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 11 Juli 2018.
Taufiq menyarankan partai pendukung Jokowi tidak memaksakan kader menjadi cawapres kepada Jokowi. Dia memprediksi jika ada cawapres dari partai politik justru akan menimbulkan kecurigaan partai pendukung.
Reporter: Renald Ghiffari
Sumber: Merdeka.com
Advertisement