Liputan6.com, Jakarta - Nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kerap menghiasi rilis berbagai lembaga survei. Dia disebut, menjadi salah satu kandidat yang punya elektabilitas tinggi sebagai calon presiden.
Salah satunya dalam survei Indo Barometer, Mei 2018 lalu. Nama Anies masuk ke dalam 5 besar berdasarkan pertanyaan terbuka kategori top of mind pemilih dari 1.200 koresponden.
Advertisement
Dalam survei itu, Anies meraup elektabilitas 2,4%, berada di bawah Jokowi (40,7%, Prabowo Subianto (19,7%), dan Gatot Nurmantyo (2,7%).
Selain dalam survei, peluang pencapresan Anies pun tengah menjadi bahan pertimbangan di kalangan partai politik. Salah satunya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Presiden PKS Sohibul Iman menyebut, jabatan Gubernur DKI Jakarta setara dengan Wakil Presiden atau RI 2. Oleh karena itu, PKS menyayangkan bila Anies diperjuangkan sampai di tingkat calon wakil presiden (cawapres).
Dia menambahkan, peluang Anies untuk maju ke kursi presiden masih spekulatif. Tapi pada prinsipnya, PKS tetap ingin Anies menuntaskan jabatan 5 tahun sebagai gubernur.
Namun, bila ada situasi nasional yang muncul, PKS mendukung Anies maju sebagai capres.
Bagi Sohibul, pencalonan capres atau cawapres memiliki risiko sama. Karena itu, Sohibul tak ingin bila Anies mentok di cawapres.
"Kalau ada situasi yang memang Pak Anies harus ke nasional, saya katakan oke, tapi jangan cawapres, capres," tegas Sohibul.
Klaim Deklarasi
Sebuah poster bertuliskan Undangan "Deklarasi Dukungan Calon Presiden Anies Baswedan" beredar di media sosial. Undangan yang mengatasnamakan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) itu dilengkapi dengan foto Anies berlatar bendera merah putih.
Berdasarkan undangan itu, deklarasi akan dilaksanakan, Kamis 12 Juli 2018 pukul 19.00-22.00 di Bale Agung Balaikota DKI Jakarta.
Tak hanya itu, di undangan tersebut juga tercantum Presidium KAHMI, Siti Zuhro dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) KAHMI, Manimbang Kahariady.
Bantahan Anies Baswedan
Anies Baswedan angkat bicara mengenai adanya undangan melalui media sosial yang menyatakan Korps Himpunan Alumni Mahasiswa Islam (KAHMI) akan mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden (capres) 2019.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyebut undangan itu tidak benar atau hoax. Anies menyebut hal tersebut kejam.
"Menurut saya yang membuat itu kejam, semuanya kritis aja pada informasi," ucap Anies di Rumah Sakit Islam Jakarta, Rabu 11 Juli 2018.
Bantahan KAHMI
Sementara itu, Presidium KAHMI Siti Zuhro menampik adanya undangan yang telah tersebar di masyarakat guna mendeklarasikan Anies.
"Hoax" ucap Siti kepada Liputan6.com.
Dia pun memberikan poster acara yang benar. Dimana KAHMI akan melakukan Silahturahmi dan Halalbihalal di tempat dan jam yang sama.
Dalam acara tersebut, Muhammad Sabri akan menjadi penceramah. Tidak ada gambar Anies dalam undangan tersebut, bahkan soal dukungan atau deklarasi Anies sebagai Capres 2019.
"KAHMI bukan parpol dan tidak bisa digunakan sebagai mesin parpol. Pengabdian KAHMI untuk NKRI," jelas Zuhro.
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 53 media massa lainnya di seluruh dunia.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta@liputan6.com.
Advertisement