Liputan6.com, Jakarta - Pelari muda Indonesia, Lalu Muhammad Zohri, mengharumkan nama bangsa dengan memenangi Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Tampere, Finlandia, 10-15 Juli 2018. Atlet asal Nusa Tenggara Barat ini merebut emas di nomor bergengsi lari 100 meter.
Sukses Lalu Muhammad Zohri tersebut tidak lepas dari sikap dan kemauannya yang keras. Dia ingin mengubah nasib keluarganya dengan menjadi orang sukses.
Baca Juga
Advertisement
Tekad Lalu Muhammad Zohri ingin membangun rumah sendiri untuk keluarganya. Motivasi itu yang membuat Zohri melesat ketika berada di lintasan lari atletik.
"Kalau saya sukses mau belikan tanah, terus bangun rumah sendiri," ujar kakak kandung Zohri, Baiq Fazilah (29) menceritakan cita-cita adiknya saat ditemui di rumahnya di Karang Pansor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, seperti dilansir Antara.
Menurut dia, Zohri memiliki kemauan keras untuk menjadi orang sukses, meski di tengah keterbatasan keluarga. Karena, kedua orangtua Zohri, Lalu Ahmad Yani (Alm) meninggal sekitar 2017 dan Ibunya Saeriah (Almh) juga sudah lebih dulu meninggal dunia sekitar 2015 di saat dia masih duduk di bangku sekolah dasar.
Menangis
"Makanya setelah melihat videonya yang dikirim Zohri melalui WhatsApp, saya langsung menangis dan sujud sukur kepada Allah SWT," ucap Fazilah, kakak sulung Zohri.
Zohri anak ke empat dari empat bersaudara, yakni Baiq Fazilah (29), Lalu Ma'rib (28), Baiq Fujianti (Almh) dan Lalu Muhammad Zohri.
Sebelumnya, Zohri, mengukir prestasi mengesankan pada Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Tampere, Finlandia, 10-15 Juli 2018. Pria asal NTB tersebut merebut emas pada nomor bergengsi lari 100 meter putra.
Advertisement
Finis Pertama
Di babak final, Zohri finis pertama dengan catatan waktu 10,18 detik. Dia mengalahkan dua pelari asal Amerika Serikat, Anthony Schwartz (10,22) dan Eric Harrison (10,22). Sementara urutan ketiga ditempati oleh pelari Afirka Selatan, Thembo Monareng dengan 10,23 detik.