Tinggal di Rumah Reyot, Kakak Zohri Pernah Minta Bantuan Kepala Desa, tapi...

Meski kondisi rumahnya jauh dari kata layak, Zohri selalu tinggal di rumah itu saat pulang ke kampung halaman.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jul 2018, 09:34 WIB
Lalu Mohamad Zori, sprinter Indonesia yang akan tampil di Asian Games rebut emas di kejuaraan Dunia Atletik U-20 (youtube)

Liputan6.com, Jakarta - Pemuda asal Lombok, NTB, Lalu Muhammad Zohri, telah mengukir kisah suksesnya. Pemuda 18 tahun itu menjadi juara dunia di Kejuaraan Dunia Atletik lari 100 meter U-20 2018 di Finlandia, Rabu 12 Juli 2018.

Di balik kesuksesannya itu, Zohri ternyata memiliki kisah hidup menyedihkan. Dia menjadi yatim piatu setelah ibunya, Saeriah, meninggal saat Zohri masih SD. Kemudian, sang ayah, Lalu Ahmad Yani, meninggal pada 2017 lalu.

Ditinggal orangtua, Zohri hidup bersama dua kakaknya, Baiq Fazilah (29) dan Lalu Ma'rib (28). Seorang kakaknya lagi, Baiq Fujianti, sudah almarhum.

Kondisi hidup kakak beradik ini memprihatinkan. Mereka tinggal di rumah reyot, peninggalan orangtua mereka.

Meski kondisi rumah yang terletak di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, itu jauh dari kata layak, Zohri selalu tinggal di rumah itu saat pulang ke kampung halaman.

"Iya, sampai sekarang kondisi rumah masih sama," kata kakak Zohri, Fazilah, seperti dilansir Antara, Kamis 12 JJuli 2018.

 

 


Pernah Ajukan Bantuan

Sebenarnya, kata Fazilah, mereka pernah mengajukan bantuan ke kepala desa, tapi tak pernah ada balasan.

"Kami sudah pernah mengajukan bantuan ke Kepala Desa dulu. Tapi, nama kami tidak pernah keluar," ucap Fazilah.

Karena itu, Zohri bercita-cita ingin membangun rumah untuk keluarganya jika telah sukses.

"Dia akan memperbaiki rumah orangtua setelah benar-benar sukses," ucap Fazilah mengungkapkan cita-cita adiknya.

Fazilah juga mengatakan, Zohri berencana membeli tanah di luar kampungnya jika sudah mampu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya