Liputan6.com, San Francisco - Sebagian besar pengguna mungkin merasakan dampak dari upaya Twitter yang belum lama ini menghapus puluhan juta akun.
Lucunya, CEO Twitter Jack Dorsey ternyata juga turut merasakan dampak ini.
Dilansir Mashable pada Jumat (13/7/2018), Jack kehilangan banyak pengikut pada Kamis (12/7/2018).
Baca Juga
Advertisement
Tercatat, dalam akun Twitter-nya, @jack, Jack mengungkap kalau ia telah kehilangan 200 ribu pengikut.
Apa yang dialami Jack terbilang langka. Pasalnya, dalam pernyataan resmi Twitter, perusahaan mengklaim dampak dari penangguhan akun hanya akan terjadi setidaknya per pengguna akan kehilangan beberapa pengikut, sedikitnya empat akun.
Meski Jack telah kehilangan 200 ribu pengikut, kenyataannya bos teknologi yang kerap berpakaian santai itu tetap memiliki keterlibatan yang baik dengan pengikutnya. Sampai saat ini, Jack sudah mengantongi empat juta pengikut.
Menangguhkan 70 Juta Akun
Twitter menunjukkan komitmennya melawan akun mencurigakan dan palsu. Berdasarkan data yang dirangkum The Washington Post, Twitter telah menangguhkan lebih dari satu juta akun setiap hari dalam dua bulan terakhir.
Dikutip dari The Washington Post, Minggu (8/7/2018), total akun yang ditangguhkan oleh Twitter dalam periode Mei dan Juni 2018 sudah lebih dari 70 juta.
Berdasarkan konfirmasi dari Twitter, tingkat penangguhan akun meningkat lebih dari dua kali lipat sejak Oktober 2017.
Pada tahun lalu, situs microblogging itu mendapatkan tekanan dari kongres tentang bagaimana Rusia mengunakan akun palsu untuk mencampuri Pilpres AS.
Tak berhenti sampai Juni 2018, Twitter pun terus melanjutkan langkahnya tersebut. Menurut seorang sumber, pemblokiran agresif akun tersebut kemungkinan telah mengakibatkan penurunan jumlah pengguna bulanan pada kuartal II tahun ini.
Twitter menolak berkomentar tentang kemungkinan penurunan basis penggunanya.
Lebih lanjut, Vice President for Trust and Safety Twitter, Del Harvey, mengatakan dalam sebuah wawancara, bahwa perusahaan mengubah proses antara mempromosikan wacana publik dan menjaga keamanan.
Ia menambahkan, Twitter baru-baru ini mampu mendedikasikan sumber daya dan mengembangkan kemampuan teknis untuk mengetahui perilaku mencurigakan.
"Salah satu pergeseran terbesar adalah bagaimana kami berpikir tentang menyeimbangkan kebebasan berekspresi dengan kebebasan berekspresi untuk 'mendinginkan' pernyataan orang lain. Kebebasan berekspresi tidak terlalu berarti jika membuat orang-orang merasa tidak aman," ungkap Harvey.
Adapun Twitter pada akhir tahun lalu tercatat memiliki 330 juta pengguna aktif bulanan.
Advertisement
Twitter Tingkatkan Kualitas Percakapan
Twitter masih menjadi media sosial yang banyak digunakan orang Indonesia, salah satunya untuk mencari tahu apa yang terjadi secara real-time.
Sadar akan hal ini, Twitter pun memastikan untuk meningkatkan kualitas percakapan di platform-nya.
Untuk membantu mencapai tujuan itu, Twitter memperkenalkan sejumlah langkah baru untuk memerangi penyalahgunaan dan trolls, menangani ujaran kebencian dan kekerasan, serta menambah sumber daya untuk memerangi spam.
Salah satunya dengan bersikap proaktif mengidentifikasi akun palsu, ketimbang menunggu laporan pengguna. Dalam hal ini, Twitter fokus pada pengembangan machine learning untuk mengidentifikasi dan mengatasi jaringan akun spam dan bot.
Berkat implementasikan teknologi machine learning, Twitter mampu mengenali dan menindak 9,9 juta akun spam atau bot per pekan. Angka tersebut naik dibandingkan Desember 2017 (6,4 juta) dan September 2017 (3,2 juta).
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: