Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) resmi memasok listrik untuk proyek MRT Jakarta sebesar 60 juta volt ampere (va). Proyek transportasi masal tersebut masuk golongan pelanggan industri prioritas, dengan tarif Rp 1.020 per kilo Watt hour (kWh).
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah, Amir Rosyidin mengatakan, penyaluran pertama ini akan digunakan untuk kegiatan konstruksi hingga pengoperasian MRT. Adapun listriknya dipasok dari gardu induk Pondok Indah dan CSW kemudian disalurkan ke gardu distribusi listrik (receiving substation/RSS) MRT Jakarta.
"MRT Jakarta menggunakan grade 150 kilovolt. Dari gardu distribusi MRT bawah tanah disalurkan ke gardu traksi di setiap stasiun untuk memenuhi operasional dan operasi kereta,” kata kata Amir, di Jakarta, Jumat (13/7/2018).
Baca Juga
Advertisement
"Dia melanjutkan, pasokan listrik tahap pertama PLN untuk memenuhi 13 stasiun MRT. Pihaknya meyakini, pasokan listrik MRT akan mendongkrak konsumsi listrik PLN. Saat ini di Jawa pertumbuhan konsumsinya mencapai 5,6 persen.
"PLN secara resmi menyambung listrik untuk MRT. Ini disalurkan pertama kali ke MRT,” ujar dia.
Amir pun menjamin keandalan listrik di Jakarta. Lantaran pasokan listrik Jakarta, dipasok dari empat sistem yaitu gardu induk Balaraja, gardu induk Bekasi, gardu induk Muara Karang dan Priok, dan gardu induk Gandul.
General Manajer Distribusi Jakarta, Muhamad Iksan Asaad menambahkan, pasokan listrik untuk MRT ini merupakan pelayanan premium sehingga dipastikan PLN menjamin kehandalan listriknya, dengan tarif Rp1.020 per kWh.
"Sehingga kami pasti meminimize risiko. Artinya PLN akan mengantisipasi sejauh mungkin adanya pemadaman listrik,” ujar Ikhsan.
Dia menjelaskan, pasokan listrik MRT sebesar 60 juta VA akan digunakan operasional gerbong kereta hingga persinyalan. Di luar itu, PLN juga akan menambah pasokan untuk operasional 13 stasiun MRT.
"Itu nanti untuk kafe, kantin dan tempat-tempat makan dan transite of development di stasiun," ujar dia.
Kereta MRT Mulai Uji Coba pada September 2018
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut bahwa proyek pengerjan pembangunan kereta Mass Rapid Transit (MRT) tahap I yang menghubungkan Lebak Bulus - Bunderan Hotel Indonesia sudah mencapai 94 persen.
"Udah 94 persen. Ya sebenarnya tinggal tes aja yang dilakukan sama pengiriman terakhir. Tapi karena ini dengan syarat keselamatan yang tinggi sekali dibutuhkan waktut yang panjang untuk kita melakukan trial. Jadi sangat detail," kata Menhub Budi saat melakukan peninjauan Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta Selata, Minggu 1 Juli 2018.
Menhub Budi mengatakan, dalam pelaksanaan uji coba MRT, unsur keselamatan menjadi penting. Dengan demikian, seluruh pengecekan akan dilalukan kembali guna memastikan kesiapan daripada MRT tersebut.
"Keselamatan itu menjadi keharusan, oleh karenanya kita ga boleh teledor yaa kita harus all out harus mempersiapkan sama baiknya manapun juga dari segi pembangunan, dari segi tata laksana, transportasi dan juga waktu juga yaa," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar megungkapkan, pada tahap I sejauh ini sudah masuk ke fase integrated testing and commissioning. Di mana nantinya pada bulan Agustus akan melakukan pengecekan seluruh sistem persinyalan, telekomunukasi dan listrik di main line jalur utama Lebak Bulus - Bunderan HI.
"Pada September kita akan mulai ujicobakan kereta. Akan kita jalankan kereta pertama," ungkapnya.
Lebih jauh, William mengatakan untuk progres kereta MRT sendiri di Depo Lebak Bulus sudah ada dua rangkaian. Agustus akan tiba kembali 4 rangkaian. "Secara bertahap akan tiba sampai November. Jadi pada bulan November seluruh perangkat sudah siap untuk di uji cobakan," kata William.
"Pada Desember kita masuk periode uji coba kereta. Jadi trial run, kereta dijalankan normal secara parsial sehingga pada Febuari full trail run. Maret operasi komersial kita mulai," pungkasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement