BUMN Prancis Bakal Bangun Sirkuit MotoGP di Mandalika

ITDC sepakat dengan BUMN asal Prancis Vinci Construction Grand Project untuk bangun 160 hektar di Mandalika, Lombok, NTB.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Jul 2018, 06:30 WIB
Presiden Joko Widodo meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). (Liputan6.com/Fiki Ariyanti)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) telah sepakat dengan BUMN asal Prancis Vinci Construction Grand Project untuk membangun 160 hektar (ha) lahan di Mandalika, Lombok.

Di lahan yang cukup luas tersebut, Vinci akan mengembangkan berbagai fasilitas mulai dari resort hingga sirkuit MotoGP. Seperti apa sirkuit ini?

Direktur Utama ITDC Abdulbar, M Mansoer menuturkan, konsep yang akan dikerjakan Vinci adalah sirkuit yang bergaya street race layaknya sirkuit di Monaco dan Singapura.

"Itu bukan sirkuit tertutup, jadi jalanan kawasan kita, street race, seperti di Singapur dan Monaco. Kalau tertutup itu nanti tidak akan efisien, karena kita tidak usah bikin macem-macem, bikin saja tempat duduk dan pembatas jalan dan jalan itu kalau tidak dipakai ya jadi jalan kawasan," kata Abdulbar kepada Liputan6.com, seperti ditulis Minggu (15/7/2018).

Ia menuturkan, Vinci telah menganggarkan sekitar Rp 14 triliun untuk mengembangkan kawasan 160 ha tersebut termasuk sirkuitnya. Rencana pengembangan sendiri mencapai 10 tahun. Khusus untuk sirkuit MotoGP ini, direncanakan bisa terbangun pada 2021 sesuai dengan pengembangan kawasan Mandalika tahap 1. 

Dia memperhitungkan jika 2021 sirkuit MotoGP rampung mampu menarik wisatawan mancanegara dan domestik lebih dari 120 ribu dalam sekali penyelenggaraan MotoGP. "Kalau kawasan kita ditargetkan bisa mampu menarik kunjungan wiisatawan 2 juta per tahunnya. Nusa Dua itu hanya 900 ribu di 2017," ujar dia.

ITDC menyatakan anggaran untuk pengembangan Kawasan Mandalika seluas 1.100 hektar (ha) kembali meningkat jika dibandingkan alokasi tahun lalu. 

"Kita tahun lalu sudah keluarkan Rp 500 miliar, sementara tahun ini Rp 700 miliar. Tahun besok mungkin di atas Rp 1 triliun," ucap Abdulbar.

Anggaran ini didapatkan perusahaan dari Penyertaan Modal Negara (PMN). Namun selain itu perusahaan juga menggunakan dana internal. Padahal dalam grand design pengembangan Mandalika memutuhkan anggaran sekitar Rp 4,5 triliun.

ITDC memiliki kewajiban untuk membangun infrastruktur dasar seperti diantaranya jalan raya, fasilitas umum, penerangan, penataan pantai yang berada di Mandalika dan sanitasi.

 


ITDC Alokasikan 7 Hektar Lahan di Mandalika buat UMKM

Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat. (Liputan6.com/Fiki Ariyanti)

Sebelumnya, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mengalokasikan lahan seluas tujuh hektar (ha) di Mandalika khusus untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Lahan khusus UMKM ini diadakan sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam memfasilitasi para pedagang yang dulunya berjualan di sepanjang Pantai Kura Mandalika, Lombok.

Para pedagang tersebut pada akhir 2016 terpaksa dipindahkan ke tenpat sementara karena ITDC akan menata dan pembangunan berbagai fasilitas di sepanjang pantai tersebut. 

"Lahan yang kita siapkan sebesar 7 hektar, dan sekarang sedang dibangun. Target akan selesai pada September 2018 dan harapannya bisa diresmikan Presiden Jokowi," kata Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer kepada Liputan6.com, Kamis 5 Juli 2018.

Di atas lahan seluas ini, ITDC akan menampung ratusan usaha masyarakat sekitar Mandalika mulai yang kelas kecil, menengah hingga kelas besar.

ITDC siap menerapkan skema subsidi dalam hal penyewaan khusus untuk pengusaha kecil. Dengan demikian masyarakat mendapatkan banyak keringanan dalam berwirausaha.

"Jadi kita subsidi silang, yang kecil kita subsidi Rp 1.000 per harinya, dan yang kelas besar kita sedikit naikkan sewanya," terang pria yang akrab dipanggil Bary itu.

Dengan adan subsidi ini, tarif sewa untuk lot kelas kecil dengan ukuran 2x2 meter tersebut sebesar Rp 9.000 per hari. Sebenarnya para pengusaha kecil ini mengaku sanggup membayar uang sewa Rp 10 ribu per hari.

Mengenai jumlah lapak yang disediakan oleh ITDC, di atas lahan seluas 7 ha ini akan ada 330 lot lapak yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Jumlah itu terdiri dari ukuran kecil, sedang dan besar.

"Yang kelas menengah itu yang seperti jualan baju dan cendera mata, kalau kecil itu misal jualan minuman dan makanan ringan dan yang besar itu bisa digunakan untuk restoran," papar Bary.

Lokasi kompleks UMKM ini berada di antara lokasi parkir Pantai Kuta Mandalika dan pantai. Dengan demikian para pengunjung yang ingin masuk dan keluar pantai akan melalui kompleks ini. (Yas)

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya