Terminal 2 Bandara Soetta Bakal Khusus Layani Maskapai Berbiaya Murah

PT Angkasa Pura II (Persero) akan mereposisi dan merenovasi Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 16 Jul 2018, 08:20 WIB
Arus Balik Lebaran di Bandara Soetta. (Liputan6.com/Pramita)

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) akan mereposisi dan merenovasi Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Bandara Soetta), Tangerang. Dua terminal ini akan dikonsepkan sebagai terminal khusus maskapai berbiaya murah (Low Cost Carrier/LCC).

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menuturkan hanya saja, Terminal 1 akan diperuntukkan maskapai LCC dengan penerbangan domestik dan Terminal 2 untuk maskapai LCC dengan penerbangan domestik dan internasional.

"Sebenarnya untuk Terminal 1 sudah untuk LCC tapi domestik. Kami sedang siapkan untuk menjalankan program sesuai arahan Presiden dan Bu Menteri BUMN dalam menggaet turis. Kami akan reposisi Terminal 2 khusus maskapai LCC penerbangan domestik dan internasional," ungkap Awaluddin kepada Liputan6.com, seperti ditulis, Senin (16/7/2018).

Dia menuturkan, sesuai desain, Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Soetta ini sudah cocok untuk LCC Terminal. Hanya saja menurut dia, perlu peningkatan kapasitas mengingat dengan luas saat ini, bandara sudah terlalu padat.

Untuk Terminal 1 pada 2017 melayani 21 juta penumpang, padahal kapasitas maksimal terminal hanya 9 juta penumpang per tahun. Begitu juga dengan Terminal 2 dengan kapasitas maksimal 9 juta penumpang pada 2017 melayani 17 juta penumpang setahun.

Sementara itu, Bandara Soetta pada 2018 ini akan menjalankan konsep LCC Terminal di Terminal 1. Secara bertahap, hal ini juga akan diterapkan di Terminal 2 Bandara Soetta.

"Salah satunya kita lihat dari PSC itu harganya sudah beda antara Terminal 1 dan Terminal 2 dengan Terminal 3. Ini otomatis sudah ada segementasi pelayanan. Selain itu nanti fasilitas lain kita juga akan sesuaikan," ujar dia.


Selanjutnya

Sejumlah calon penumpang membawa barang mereka di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Banten, Jakarta (9/6). Dengan rincian keberangkatan 84.945 domestik dan 129 internasional. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengusulkan ada terminal khusus maskapai berbiaya murah Bandara di Indonesia. 

Arief mengaku, Indonesia hingga kini belum memiliki terminal bandara murah (Low Cost Carrier Terminal/LCCT), sehingga low cost carrier yang mendarat di Indonesia, seperti Air Asia, Scoot, dan Jetstar, harus menggunakan terminal full service yang harganya lebih tinggi. 

Dengan ada terminal LCC, maskapai bisa memotong biaya operasional hingga 50 persen, tapi akan memiliki traffic yang meningkat dua kali lipat.

Arief memberi contoh beberapa bandara di  Jepang yang telah membangun LCCT, seperti Bandara Narita, Bandara Kansai, Bandara Naha, dan Bandara Nagoya.  Bandara Narita yang baru saja membangun T3 sebagai LCCT pada April 2015 ini, pax traffic LCC-nya terus tumbuh dari 11.5 persen menjadi 31 persen pada 2017 dari pax traffic keseluruhan di Bandara Narita.

"Hasilnya turis inbound ke Jepang tumbuh 33 persen dari tahun 2011 sampai dengan 2015 dan menjadi the fastest rate in the world, mencapai 28,7 juta turis pada 2017," kata Arief.

Walaupun LCC identik dengan budget traveler, Arief tidak khawatir bila nantinya wisatawan yang berkunjung memiliki spending yang kecil. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya