Menteri Susi Semprot Pemburu Ikan Hiu yang Rusak Citra RI

Indonesia dicibir dunia karena predikat buruk seperti pembuang sampah terbesar di laut dan memburu hiu untuk mengambil siripnya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 15 Jul 2018, 10:31 WIB
Menteri Susi resmikan gerakan Pandu Laut Nusantara sebagai bentuk langkah menyiapkan lautan sebagai masa depan Indonesia. (Tommy Kurnia/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti resmikan gerakan Pandu Laut Nusantara sebagai bentuk langkah menyiapkan lautan sebagai masa depan Indonesia. Pandu Laut Nusantara dijadikan Susi sebagai wadah bagi organisasi dan klub pecinta laut.

Menteri Susi memandang pemerintah tak bisa sendirian menjaga laut, melainkan butuh dukungan elemen. "Yang suka snorkeling, paddler, berlayar, dan seterusnya, semua asosiasi atau organisasi atau klub jadi satu wadah, Pandu Laut. Nanti untuk laut Indonesia yang paling sehat," tegas Susi pada acara Car Free Day (CFD) Minggu (15/7/2017) di Jakarta.

Susi juga tidak mau Indonesia dicibir dunia karena predikat buruk seperti pembuang sampah terbesar di laut dan memburu hiu untuk mengambil siripnya. Ia pun menekankan fokus tersebut.

"Selain ilegal fishing, ancaman laut juga dari sampah. Kita penyumbang sampah sebesar. Keberagamannya (dari lautan) juga terancam karena masih pengekspor tertinggi sirip ikan hiu di dunia. Label ini bikin malu karena dicibir dunia," jelas Susi.

Susi turut menyayangkan pihak-pihak yang masih saja memakai teknik destruktif dalam menangkap ikan, salah satunya memakai dinamit dan potas (potassium sianida) yang bisa merusak lautan, bahkan bila digunakan dalam jumlah kecil. Parahnya, ada pihak yang memakai potas dalam jumlah besar. 

"Ada lagi pakai potas, sianida. Satu gram merusak enam meter persegi. Ada nelayan bawanya literan. 10 liter. 10 liter berarti membunuh 60 ribu meter persegi, kan gila," ujar Menteri Susi.

 


Aksi bersihkan sampah

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meresmikan 'Pandu Laut Nusantara'. (Liputan6.com/Yunizafira Putri)

Selain mengajak masyarakat berjanji agar tidak membeli air botol plastik, memakai sedotan dan plastik kresek lagi, sang menteri pun mengajak rakyat dari Sabang sampai Merauke untuk berdiri di pinggir laut pada 18 Agustus nanti.

"18 Agustus, setelah pesta kemerdekaan, kita semua berdiri di sepanjang pantai. Kita bersihkan sampah yang ada. Dari Sabang sampai Merauke kita berdiri di laut jam empat sore. Kita bersihkan laut. Supaya laut sehat, ikannya banyak sehingga bukan untung snorkeling saja, tapi untuk makan," jelasnya.

Setelah acara selesai, Susi menyempatkan diri berjoget lagu 'Baby Shark' bersama para peserfa CFD yang hadir sembari membagikan kaos bertuliskan 'tenggelamkan.'

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya