Liputan6.com, Jakarta - Harga jengkol di pasar tradisional di Karawang, Jawa Barat terus meroket. Di pasar tradisional Cikampek misalnya, harga jengkol kini menembus Rp 80 ribu per kilogram (kg).
Pedagang mengatakan, kenaikan mulai dirasakan pada pertengahan Juni lalu yang naik dua kali lipat yaitu di kisaran Rp 50 ribu dari harga normal yang hanya Rp 20 ribu per kilogramnya.
Advertisement
"Sekarang sudah Rp 80 ribu per kilo. Harga normal jengkol hanya Rp 20 ribu. Memang sangat mahal karena barangnya susah didapat. Semakin langka," kata Neti salah satu pedagang di Pasar Cikampek, Minggu (15/7/2018).
Menurut dia, meroketnya harga jengkol membuat penjualan berkurang setiap hari. Biasanya ia dan pedagang lainnya bisa menjual puluhan kilogram. Namun, saat ini per hari hanya menjual lima kilogram. Itupun sulit karena dianggap terlalu mahal dan tidak masuk akal ketika ditawarkan pada pembeli.
"Peminatnya banyak. Sekarang tidak ada yang berani beli karena mahal. Orang-orang kebanyakan cuma beli satu ons. Padahal Kalau pas murah selalu laris," ujar Nenti.
Sejumlah pedagang mengaku, meroketnya harga jengkol terjadi karena pasokan jengkol dari tingkat petani sulit didapat. Seiring belum tibanya musim panen ditambah kemarau yang terjadi saat ini.
"Ya kalau di pasar biasa seperti ini, kalau barang lagi sulit pasti harga mahal. Sekarang dari petaninya juga susah belum musim," tutur Neti.
Kalahkan Harga Daging Sapi
Dikatakan Neti dan pedagang lain di pasar tradisional Cikampek, mahalnya harga jengkol bukan kali ini saja mengingat beberapa waktu lalu hal serupa pernah terjadi. Bahkan harga jengkol bisa mengalahkan harga daging sapi.
"Kalau dulu jarang orang yang suka jengkol. Tapi sekarang siapa pun senang makan jengkol. Kalau dulu mungkin gengsi ya, tahunya jengkol itu enak," Neti memungkasi.
Saksikan tayangan video menarik berikut ini:
Advertisement