Liputan6.com, Jakarta Tampilan ban memang terlihat sederhana, hanya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Meskipun demikian, ternyata membuat ban membutuhkan proses kompleks dengan banyak material.
Menurut Marketing Director Michelin Indonesia Putu Yudha, setidaknya dibutuhkan sekitar 200 komponen untuk memproduksi satu ban. Penggunaan banyak material itu bertujuan untuk mendapatkan ban berkualitas.
Baca Juga
Advertisement
Soalnya sebagai komponen yang bersentuhan langsung dengan jalan, ban akan menghadapi kondisi ekstrem mulai dari tertekan bobot kendaraan yang mencapai ratusan kilogram hingga panas tinggi akibat gesekan dengan aspal dan cuaca sekitar.
"Kurang lebih 200-an komponen. Dibutuhkan formula yang tepat untuk menghasilkan ban berkualitas," jelas Putu di Jakarta, Jumat (13/07/2019).
Lantas apa saja komponennya? Melansir dari situs resmi Michelin.com, beberapa komponen ban itu antara lain elastomer (karet), komponen penguat seperti karbon hitam dan silika, plasticizer (bahan additif yang meningkatkan flexibiltas dan ketahanan seperti minyak dan resin), bahan kimiar seprti sulfur, metal penguat (kawat baja), bahan tekstil penguat (nilon, aramid, poliester dan rayon) dan masih banyak lagi.
Sumber : Otosia.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cairan Anti-Bocor Ban Motor Bisa untuk Mobil?
Saat musim mudik, cairan anti bocor menjadi salah satu produk yang diminati para pemudik. Alasannya, cairan anti-bocor buat ban tubeless ini akan menjaga perjalanan tetap lancar, sekalipun kena paku.
Kalau mungkin ada sisanya, jangan berpikir berarti bisa tukar-tukaran antara mobil dan motor.
BACA JUGA
Mungkin untuk cairan mobil ke motor masih bisa, menurut Anbul, Sales National Manager PT Tetsan Maju Bersama selaku produsen cairan anti bocor/paku merek IML.
"Cairan mobil ke motor bisa, kalau cairan motor ke mobil tidak bisa," kata dia lalu menyebutkan alasannya dengan penjelasan analogi.
Dosisnya, menurut dia, berbeda. Cairan anti bocor dalam prinsip kerjanya akan mengalir dan menyelimuti bagian dalam bawah ban.
Sementara itu, medan bagian bawah itu berbeda antara mobil dan motor. Karena itu pula, kebutuhannya juga berbeda.
"Kalau misalnya sakit kepala, orang dewasa minum obat anak-anak boleh, anak-anak minum obat dewasa tidak boleh," ujarnya.
Advertisement