Liputan6.com, London - Dalam sebuah wawancara televisi, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengaku telah diberi saran oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menggugat Uni Eropa.
Saran yang disebutnya "brutal" itu disampaikan Presiden Trump dalam kunjungannya ke London pada Jumat, 13 Juli lalu, yakni ketika melakukan pertemuan resmi di rumah dinas PM May di Distrik Chequers, di barat laut London.
"Dia mengatakan kepada saya untuk menggugat Uni Eropa, 'jangan bernegosiasi (dengan mereka)'," ujar PM May kepada stasiun televisi BBC, sebagaimana dikutip dari CNN pada Senin (16/7/2018).
Kabar mengenai saran kontroversial tersebut muncul tidak lama setelah Donald Trump mengatakan kepada harian The Sun, bahwa kebijakan Brexit oleh PM May mengganggu peta geopolitik di wilayah Eropa.
Baca Juga
Advertisement
Presiden Trump juga menyebut bahwa mantan Menteri Luar Negeri Boris Johnson, yang mengundurkan diri pada awal Juni, akan lebih baik jika menjadi PM Inggris.
Namun, belakangan Donald Trump segera menuduh berita yang dimuat oleh The Sun sebagai kabar bohong, dan menuntut surat kabar tersebut meminta maaf secara terbuka kepada PM May.
"Dia (Theresa May) benar-benar profesional. Karena ketika saya bertemu dia pagi tadi, saya berkata saya ingin minta maaf, saya mengatakan hal-hal tidak, dan ia berkata, 'Jangan khawatir, itu hanya pemberitaan pers.' Saya pikir itu sangat profesional," Trump mengklarifikasi.
Di lain pihak, ketika ditanya apakah PM May dapat mempercayai apa pun yang dikatakan Presiden Trump, ia menjawab, "Saya duduk bersama Presiden Amerika Serikat, dan kami mencapai kesepakatan baik."
"Itu adalah bagian dari hubungan kami yang sangat istimewa," kata PM May lagi.
Kesepakatan final tentang Brexit seharusnya dicapai dengan Uni Eropa sebelum pertemuan puncak pada Oktober mendatang, meski beberapa pihak memprediksi hal tersebut akan ditunda hingga akhir tahun.
Simak video pilihan berikut:
Mengancam Hubungan Inggris-AS
Pekan lalu, sebelum meninggalkan pertemuan puncak NATO di Brussels, Donald Trump berkata di hadapan awak media bahwa keputusan Brexit yang diambil oleh pemerintahan PM May, telah merusak stabilitas geopolitik di Benua Biru.
Selain itu, Presiden AS ke-45 itu juga mengatakan bahwa Brexit turut mengancam hubungan baik antara Inggris dan Negeri Paman Sam, utamanya terkait kesepakatan dagang kedua negara.
Namun, Presiden Trump justru memuji mantan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson, yang baru saja mengundurkan diri beberapa hari lalu akibat protes kebijakan Brexit oleh PM May.
"Jika mereka (pemerintah Inggris) melakukan kesepakatan seperti itu (Brexit), kami akan lebih memilih berurusan dengan Uni Eropa daripada dengan Inggris, dan hal itu mungkin akan mengacaukan berbagai hal yang telah disepakati dengan kami," ujar Trump.
Donald Trump juga mengatakan bahwa ia telah beberapa kali berbagi saran dengan PM May selama negosiasi Inggris dan Uni Eropa pada 2016. Namun, kata dia, hal itu selalu diabaikan.
Advertisement