Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordintor Bidang Perekonomian Darmin Nasution menerima kunjungan kerja The Solvent Extractor's Association of India (SEA) di Kantornya, Jakarta. Adapun pertemuan ini merupakan langkah pemerintah Indonesia dalam meningkatkan produktivitas minyak kelapa sawit mentah (Crued Palm Oil/CPO).
"Ya ini kan bagian dari apa namanya India itu adalah satu dari negara yang menggunakan kelapa sawit kita ada China ada India. Jadi buat kita perlu membangun komunikasi bukan hanya pemerintah dengan pemerintah tetapi asosiasi dengann asosiasi," kata Menko Darmin usai menerima kunjungan Asosiasi India, di Kantornya, Jakarta, Senin (16/7/2018).
Baca Juga
Advertisement
Menko Darmin mengatakan, selama ini Indonesia sendiri telah banyak mengekspor kelapa sawit ke India. Namun, beberapa kelapa sawit tersebut belum banyak dipergunakan. Mengingat harga jual tersebut terkesan lebih murah sehingga kualitasnya diragukan dibanding minyak sawit lainnya.
"Ada kesan itu padahal enggak. Ada mutu kelapa sawit produktivitas lebih tinggi daripada yang lain jauh lebih tinggi akibatnya memang lebih murah. Jadi kita ingin kerjasama dengan asosiasinya agar ada program kerjasama untuk mensosiaslisasikan bahwa harga lebih murah itu bukan karena bukan ada kualitas lebih rendah, karena memang produktivitasnya lebih tinggi kelapa swait kira-kira seperti itu," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kerjasama Indonesia-India
Leader of the Delegation President SEA, Atul Chaturvedi mengungkapkan, dengan adanya kerjasama bersama pemerintah Indonesia diharapkan ke depan akan mengetahui bagaimana perkembangan minyak sawit di Indonesia. Terlebih bagaimana caranya akan mampu meningkatan pembelian minyak kelapa sawit.
"Kami tidak mewakili pemerintah, ini semua bekerja dalam proses dan pekerjaan yang sedang berjalan. Hanya meningkatkan pembelian minyak sawit tidak akan membantu kedua pihak, kami secara aktif ingin membantu untuk memiliki lebih banyak interaksi minyak sawit di indonesia memahami situasi India dan India memahami produsen kelapa sawit di Indonesia jauh lebih banyak," jelasnya.
"Jadi kita berpikir jika kita memiliki tindakan kolaboratif daripada hanya membawa bias sederhana dalam relationship kita. Kita perlu mengambil bias hubungan agar tidak menjadi lebih kuat, jadi semoga kita berharap nilai terakhir dari minyak sawit juga tumbuh," tambahnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement