RI Cetak Surplus USD 1,7 Miliar pada Juni, IHSG Melemah 57,85 Poin

10 sektor saham tertekan mendorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona merah pada sesi pertama Senin pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Jul 2018, 12:59 WIB
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Jumat (29/12). Angka tersebut naik signifikan apabila dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada sesi pertama perdagangan saham Senin (16/7/2018). IHSG merosot di tengah rilis data ekonomi neraca perdagangan Indonesia surplus USD 1,7 miliar pada Juni 2018.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham Senin pekan ini, IHSG melemah 57,85 poin atau 0,97 persen ke posisi 5.886,21. Indeks saham LQ45 susut 1,26 persen. Seluruh indeks saham acuam kompak tertekan.

Sebanyak 220 saham melemah sehingga menekan IHSG. 143 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 102 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.956,79 dan terendah 5.879,39.

Total frekuensi perdagangan saham 176.329 kali dengan volume perdagangan saham 3,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,6 triliun. Investor asing jual saham Rp 60,22 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.378.

10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham industri dasar tergelincir 1,86 persen. Diikuti sektor saham aneka industri susut 1,85 persen dan sektor saham manufaktur turun 1,48 persen.

Saham-saham yang mampu menguat di tengah pelemahan IHSG antara lain saham DYAN naik 28,12 persen ke posisi Rp 82, saham UNIT menanjak 25 persen ke posisi Rp 310 per saham, dan saham BPFI mendaki 24,17 persen ke posisi Rp 745 per saham.

Sedangkan saham yang tertekan antara lain saham MLPT melemah 24,18 persen ke posisi Rp 690 per saham, saham SKYB susut 23,87 persen ke posisi Rp 236 per saham, dan saham YPAS tergelincir 16,55 persen ke posisi Rp 605 per saham.

Bursa saham Asia pun kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,28 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,38 persen. Indeks saham Thailand merosot 0,62 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai susut 0,73 persen, indeks saham Singapura melemah 0,84 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,43 persen.

 


IHSG Menguat di Awal Sesi Perdagangan

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Senin 16 Juli 2018. Analis memperkirakan IHSG akan menguat dengan rentan 5.885-5.990.

Pada prapembukaan perdagangan saham, IHSG turun tipis 2,162 poin atau 0,04 persen ke posisi 5.941,91. Kemudian pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG berbalik arah dan menguat 8,318 poin atau 0,13 persen ke level 5.953,34.

Adapun indeks saham LQ45 menguat tipis 0,14 persen ke posisi 939,049. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau, kecuali indeks JII.

Pada sesi pertama, IHSG berada di posisi tertinggi 5.956,79 dan terendah 5.941,86. Ada sebanyak 129 saham menguat dan 26 saham melemah, sementara 108 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 13.687 kali dengan volume perdagangan saham 276 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 224 miliar.

Investor asing beli saham Rp 35 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.397.

Sebagian besar sektor saham pembentuk IHSG menguat, kecuali sektor saham aneka industri dan manufaktur yang masing-masing melemah 0,76 persen dan 0,03 persen.

Sektor saham pertambangan naik 0,63 persen dan mencatatkan penguatan terbesar. Disusul kemudian oleh sektor saham perkebunan yang naik 0,42 dan sektor saham konstruksi yang naik 0,23 persen.

Saham yang menguat di awal sesi antara lain saham MGRO naik 24,41 persen ke posisi Rp 525 per saham, saham ATIC menguat 12,40 persen ke posisi Rp 725 per saham, dan saham BIMA naik 11,29 persen ke posisi Rp 69 per saham.

Sedangkan saham yang mengalami tekanan terbesar adalah saham PEGE anjlok 16,76 persen ke level Rp 144. Disusul saham NUSA melemah 6,31 persen ke level Rp 208 dan saham MYTX turun 3,95 persen ke angka Rp 146.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya