Kisah Tersisa Penyanderaan oleh Teroris di Yogyakarta

Pengalaman menjadi sandera teroris menyebabkan seseorang mengalami trauma berkepanjangan. Simak kisah penyanderaan dan penyelamatan dalam rangkaian penggrebekan teroris di Jalan Kaliurang Yogyakarta.

Oleh KRJogja.com diperbarui 16 Jul 2018, 18:01 WIB
Warga mengambil resiko dengan berkerumun di garis batas polisi lokasi penangkapan terduga teroris di Jalan Kaliurang Yogyakarta. (foto : Liputan6.com / Switzy Sabandar)

Yogyakarta - Garis polisi masih dipasang di area truk AB 8014 BK setelah tiga terduga teroris di Jalan Kaliurang Km 10, Sardonoharjo Ngaglik Sleman ditembak, Sabtu 14 Juli 2018. Truk ini dibajak salah satu terduga teroris. Selain itu, rumah warga yang sempat dimasuki terduga teroris juga masih berantakan.  

Salah satu warga, Sulis Khusnul Qotimah (35) berhasil melarikan diri dari sekapan terduga teroris. Semapt dikalungi clurit Sulis bisa lolos dan selamat.

Pengalaman berhadapan dengan seorang terduga teroris yang mengancam jiwanya menyebabkan Sulis masih menutup diri di rumah orangtuanya di Gondangan Sardonoharjo.

Menurut Biworo, adik ipar Sulis, saat kejadian Sulis berada di rumah bersama suaminya Gito Amboro. Truk masuk ke pekarangan rumah dan menabrak garasi. Gito Amboro langsung keluar karena mengira ada kecelakaan.

"Saat melihat sopir truk membawa senjata tajam, Amboro melarikan diri. Sedangkan Sulis langsung disekap. Setelah berhasil kabur, kakak saya trauma hingga kini," kata Biworo.

Sulis memang berhasil kabur. Namun penyekapnya sempat bertahan di dalam rumah. Terduga teroris itu akhirnya ditembak. Selain kaca rumah, kaca belakang mobil Karimun KT 1776 DF juga pecah terkena peluru.

"Saat lari, kakak saya jatu dan luka di kaki serta tangan. Begitu keluar, ia langsung dibawa ke tempat aman di lapangan futsal. Setelah aman dari teroris baru ke Gondangan," kata Biworo.

Simak berita menarik lainnya dari krjogja.com di tautan berikut ini.

 


Penyelamatan Dengan Dobrakan

Dua anggota Densus 88 terluka di pinggang dan punggung saat hendak menangkap terduga teroris di Kaliurang Yogyakarta. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Selain Sulis ada dua penghuni kos Emalinda Putri dan Esti yang dievakuasi sebelum terduga teroris ditembak. Putri mengaku berada di kamar saat ada kegaduhan. Saat keluar dan melihat truk menabrak garasi dengan mesin masih menyala, Putri mengaku sempat melihat terduga teroris.

"Saya sempat mau memotret tapi dilarang sama seorang pria. Setelah itu saya masuk karena takut. Kemudian terdengar suara tembakan," kata Putri.

Putri dan Esti baru diselamatkan ketika ada anggota polisi berteriak.

"Jika masih ada warga, tolong teriak," teriak polisi.

Putri dan Esti pun berteriak dan pintu kos mereka langsung didobrak yang kemudian membawa mereka keluar dari area tersebut.

"Kami di kamar kurang lebih satu jam. Suara tembakannya keras sekali, pintu kamar mandi kami juga terkena tembakan," kata Putri.

 

Simak video menarik pilihan di bawah:

 


Sel Tidur

Militan Al Shabaab di Somalia. (AFP/M. Abdiwahab)

Sementara itu Kepala Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Najib Azca menyampaikan sejumlah terduga teroris yang ditangkap di wilayah Yogyakarta, bisa jadi bagian dari proses lama gerakan jihadis teroris. Menurutnya gerakan ini punya sejarah pergerakan agak panjang.

"Selama ini cenderung non aktif. Jadi sel tidur. Kelompok ini jumlahnya kecil. Memiliki pola-pola gerakan bercorak kekerasan dan teror," kata Muhammad Najib.

Data yang ia peroleh masih di permukaan, sehingga gerakan ini berafilisiasi kemana belum bisa diketahui. Dosen sosiologi UGM ini berharap, polisi mengoptimalkan fungsi intelejen untuk mengidentifikasi adanya sel-sel tidur di wilayah Yogyakarta.

"Melalui informasi intelejen, polisi bisa menjalin kerja sama dengan tokoh agama dan masyarakat. Kemudian bisa membangun benteng kuat, dan mencegah perkembangan dan persebaran teroris di Yogyakarta," kata Najib.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya