Liputan6.com, Moskow - Ajang kejuaraan sepak bola Piala Dunia 2018 telah usai. Selama sebulan turnamen, satu per satu timnas berguguran. Putaran final melibatkan 32 tim nasional, terdiri dari 31 tim yang lolos melalui babak kualifikasi dan tim tuan rumah yang lolos secara otomatis.
Dari 32 tim peserta, 20 tim membuat penampilan berturut-turut sejak edisi terakhir pada 2014 termasuk juara bertahan Jerman, sementara Islandia dan Panama keduanya tampil perdana di Piala Dunia 2018. Sebanyak 64 pertandingan dimainkan di 12 stadion yang tersebar di 11 kota, kecuali Central Stadium yang terletak di bagian barat Pegunungan Ural.
Baca Juga
Advertisement
Ini dimaksudkan agar para pemain dan kru mereka bisa mengurangi waktu perjalanan yang disebabkan luasnya negara tuan rumah.
Selain itu, Piala Dunia tahun ini merupakan Piala Dunia serba 'pertama': pertama yang diselenggarakan di Eropa Timur dan di dua benua --yaitu Eropa dan Asia, termahal yang pernah ada -- lebih dari US$ 14,2 miliar, dan yang menggunakan video assistant referee (VAR).
Dari 32 negara peserta, Prancis berhasil menyabet trofi pemenang. Dalam babak final yang dilangsungkan pada Minggu malam 15 Juli 2018, di Luzhniki Stadium, timnas asuhan Didier Deschamps itu sukses membabat Kroasia dengan skor 4-2.
Dalam laga yang diselenggarakan 14 Juni hingga 15 Juli itu, beberapa sejarah baru ditorehkan. Berbeda dengan Piala Dunia tahun-tahun sebelumnya, dalam Piala Dunia 2018 terdapat momen-momen berkesan hingga kenangan pahit yang tak akan pernah bisa dilupakan, terlebih oleh penduduk dunia dan penggemar skuad dari negara tersebut.
Dikutip dari Euro News, Senin (16/7/2018), berikut 9 hal yang akan diingat dunia dari perhelatan Piala Dunia 2018.
Saksikan video pilihan berikut ini:
1. Presiden Prancis Menari
Presiden Prancis Emmanuel Macron hadir di tengah babak final Prancis versus Kroasia. Dari tribun penonton VVIP, Macron terlihat sangat bersemangat selama mengikuti jalannya pertandingan. Ia bahkan tertangkap kamera sedang menari ketika timnasnya mencetak gol.
Pada peluit akhir yang menandakan kemenangan Prancis, ia bahkan tanpa segan menyapa dan memberikan pelukan hangat kepada pemimpin negara lawan, Presiden Kolinda Grabar-Kitarovic.
Advertisement
2. VAR
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Piala Dunia tahun ini adalah satu-satunya turnamen yang menggunakan asisten wasit video (Video Assistant Referee). VAR adalah asisten wasit sepak bola yang bertugas meninjau keputusan wasit kepala dengan melihat rekaman video instan.
VAR belum menjadi bagian dari acuan keputusan pertandingan (Laws of the Game), tetapi penggunaannya telah diuji coba oleh International Football Association Board di beberapa turnamen.
Terdapat 4 jenis keputusan yang dapat dilakukan peninjauan ulang: gol dan adanya pelanggaran dalam proses terjadinya, keputusan pemberian tendangan penalti, keputusan pemberian kartu merah (kartu kuning kedua tidak dapat ditinjau ulang), serta kesalahan identitas saat memberikan kartu kuning dan merah.
Kemunculannya di babak final, tidak diragukan lagi, akan diingat sebagai kepahitan oleh penggemar Kroasia.
3. Kejutan dari Rusia
Timnas tuan rumah berhasil menorehkan sejarah baru dan mencetak prestasi tak terduga di Piala Dunia 2018. Di luar dugaan, Rusia nyatanya mampu mencapai babak perempat final meski pada akhirnya harus takluk 1-3 atas Kroasia.
Para fans pun banyak yang tak kuasa menahan tangis ketika tim jagoan mereka pulang kandang.
Advertisement
4. Jerman Pulang Lebih Awal
Dari sekian banyak momen tak terlupakan di Piala Dunia 20118, mungkin inilah yang akan diingat dunia sepanjang masa di mana Jerman -- sebagai juara bertahan -- harus 'angakat koper' dari Rusia lebih dini.
Bermain di Kazan Arena pada matchday terakhir Grup F Piala Dunia 2018, Rabu malam (WIB) 27 Juni 2018, Jerman justru kalah 0-2 saat berhadapan dengan Korea Selatan.
5. Tendangan Penalti Cristiano Ronaldo
Bintang sepak bola asal Portugal menciptakan mimpi buruknya sendiri. Untuk kali pertamanya Cristiano Ronaldo gagal mencetak gol dari titik putih alias penalti dalam Piala Dunia 2018.
Kegagalan terjadi pada laga kontra timnas Iran. Alireza Beiranvand, sukses menahan tendangan penalti kapten Portugal tersebut pada laga Grup B di Saransk Stadium, 25 Juni 2018.
Timnas Portugal pun harus puas dengan hasil imbang 1-1 dari Iran.
Advertisement
6. Meski Kalah, Fans Panama Tetap Girang
Panama untuk kali pertama dalam sejarah tampil di Piala Dunia 2018. Perayaan besar-besaran dilakukan di negara yang dikenal dengan terusan yang menghubungkan Samudra Atlantik dan Pasifik itu. Salah satunya adalah hari kelolosan Panama ke Piala Dunia dijadikan hari libur nasional.
Meski kalah telak dari Inggris 6-1, keok dari Belgia 3-1 dan tumbang dari Tunisia 2-1, namun negara kecil ini masih saja merasa bahagia dan para suporter tetap 'liar' mendukung hingga akhir pertandingan.
7. Wanita Iran
Pemerintah Iran untuk pertama kalinya sejak 38 tahun yang lalu memperbolehkan kaum Hawa untuk menonton sepak bola di stadion. Momen itu terjadi saat pertandingan Iran melawan Spanyol, Kamis 21 Juni 2016.
Warga Iran, baik laki-laki maupun perempuan, berkumpul di Stadion Azadi untuk menggelar nonton bersama pertandingan tersebut.
Banyak dari mereka langsung mengeluarkan ponsel untuk merekam momen bersejarah tersebut. Meski Iran harus kalah 0-1 dari Spanyol, paling tidak hak perempuan untuk bisa menonton bola secara langsung di negara tersebut mulai diakui lagi.
Advertisement
8. Fans Timnas Jepang dan Senegal
Pendukung tim nasional Jepang melakukan aksi bersih-bersih stadion dalam perhelatan Piala Dunia 2018 di Rusia. Aksi ini mereka lakukan setelah Jepang mengalahkan Kolombia dengan skor 2-1 dalam pertandingan Grup H.
Aksi serupa dilakukan oleh fans timnas Senegal setelah kesebelasannya membantai Polandia dengan skor 2-1. Media Argentina, TyC Sports, membagikan video tersebut. Alih-alih merayakan kemenangan, penggemar Senegal mengaku ingin menunjukkan rasa hormat dengan membersihkan sektor mereka.
9. Penyusupan di Babak Final
Di tengah jalannya laga malam itu, tepatnya menit ke-52 babak kedua, wasit Nestor Pitana terpaksa meniup peluit guna menghentikan pertandingan untuk sementara, sebab tiga wanita dan satu pria 'menggeruduk' lapangan dan mengganggu jalannya pertandingan.
Dalam tayangan langsung, mereka terlihat mengenakan seragam polisi Rusia -- celana panjang hitam, kemeja putih lengan panjang, sepatu pantofel, dasi hitam -- berlari dari pinggir lapangan menuju tengah arena dan menginvasi laga. Entah dari mana datangnya, tapi aksi nekat mereka terbilang sukses mengacaukan fokus para pemain dan wasit.
Setelah diselidiki, ternyata para pelaku merupakan anggota dari Pussy Riot --grup band asal Rusia beraliran punk rock dan kerap mengampanyekan feminisme dalam sejumlah aksi panggungnya.
Tujuan mereka melakukan perecokan tersebut adalah untuk memprotes pemerintahan presiden mereka, Vladimir Putin, di samping mencari sensasi dan keisengan semata. Sebelumnya grup musik yang bermarkas di Moskow ini vokal menyuarakan isu-isu sosial, seperti LGBT, anti-Putin, kediktaktorannya, dan kondisi politik di Rusia.
Advertisement