Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berusaha untuk terlepas dari zona merah pada awal pekan ini. Sayang, IHSG masih betah di zona merah meski penurunan mulai melambat.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (16/7/2018), IHSG melemah 38,91 poin atau 0,65 persen ke posisi 5.905,15. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,73 persen ke posisi 930,01. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Sebanyak 235 saham melemah sehingga menekan IHSG. 137 saham menguat dan 125 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.956,79 dan terendah 5.847,34.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 310.896 kali dengan volume perdagangan saham 6,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 5,3 triliun. Investor asing beli saham Rp 58,81 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.368.
Baca Juga
Advertisement
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham keuangan naik 0,11 persen dan sektor saham perdagangan menanjak 0,23 persen. Sektor saham infrastruktur susut 1,47 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri melemah 1,36 persen dan sektor saham konstruksi merosot 1,25 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham TCPI naik 25 persen ke posisi Rp 875 per saham, saham UNIT menanjak 25 persen ke posisi Rp 310 per saham, dan saham DYAN melonjak 21,88 persen ke posisi Rp 78 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MLPT merosot 24,18 persen ke posisi Rp 690 per saham, saham YPAS susut 16,55 persen ke posisi Rp 605 per saham, dan saham SKYB turun 12,90 persen ke posisi Rp 270 per saham.
Bursa saham Asia pun sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,05 persen. Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,39 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,96 persen, dan catatkan penurunan terbesar.
Disusul indeks saham Shanghai susut 0,61 persen, indeks saham Singapura melemah 0,71 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,43 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, meski hasil dari data neraca perdagangan Indonesia melampaui harapan pelaku pasar dengan surplus perdagangan USD 1,74 miliar pada Juni, sentimen global masih bayangi IHSG.
"Pertama, hasil data pertumbuhan ekonomi China yang mengalami penurunan menjadi 6,7 persen dibandingkan bulan lalu sebesar 6,8 persen," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, perang dagang antara AS dengan China disinyalir merupakan faktor utama yang hambat pertumbuhan ekonomi di China. Padahal China merupakan negara kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia.
“Sementara itu, para pelaku pasar global juga menantikan kinerja penjualan ritel AS yang diprediksikan turun dari 0,8 persen menjadi 0,4 persen,” kata dia.
Sentimen negatif itu, menurut Nafan akan memberikan dampak pada pelemahan IHSG pada hari ini.
IHSG Merosot pada Sesi Pertama
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada sesi pertama perdagangan saham Senin 16 Juli 2018. IHSG merosot di tengah rilis data ekonomi neraca perdagangan Indonesia surplus USD 1,7 miliar pada Juni 2018.
Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham Senin pekan ini, IHSG melemah 57,85 poin atau 0,97 persen ke posisi 5.886,21. Indeks saham LQ45 susut 1,26 persen. Seluruh indeks saham acuam kompak tertekan.
Sebanyak 220 saham melemah sehingga menekan IHSG. 143 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 102 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.956,79 dan terendah 5.879,39.
Total frekuensi perdagangan saham 176.329 kali dengan volume perdagangan saham 3,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,6 triliun. Investor asing jual saham Rp 60,22 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.378.
10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham industri dasar tergelincir 1,86 persen. Diikuti sektor saham aneka industri susut 1,85 persen dan sektor saham manufaktur turun 1,48 persen.
Saham-saham yang mampu menguat di tengah pelemahan IHSG antara lain saham DYAN naik 28,12 persen ke posisi Rp 82, saham UNIT menanjak 25 persen ke posisi Rp 310 per saham, dan saham BPFI mendaki 24,17 persen ke posisi Rp 745 per saham.
Sedangkan saham yang tertekan antara lain saham MLPT melemah 24,18 persen ke posisi Rp 690 per saham, saham SKYB susut 23,87 persen ke posisi Rp 236 per saham, dan saham YPAS tergelincir 16,55 persen ke posisi Rp 605 per saham.
Bursa saham Asia pun kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,28 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,38 persen. Indeks saham Thailand merosot 0,62 persen.
Selain itu, indeks saham Shanghai susut 0,73 persen, indeks saham Singapura melemah 0,84 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,43 persen.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement